Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penipuan Disebut Jadi Kejahatan Siber Paling Dominan di 2021

        Penipuan Disebut Jadi Kejahatan Siber Paling Dominan di 2021 Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan analisis Group-IB, penipuan menjadi kejahatan siber yang paling dominan pada 2021. Tercatat, kejahatan penipuan memperoleh presentase sebesar 57% dari total kejahatan siber di tahun lalu.

        Jumlah kelompok penipu dunia maya pada 2021 meningkat 10 kali lipat bila dibandingan dengan 2020 lantaran scam-as-a-service atau SaaS. Peneliti Grup-IB menekankan bahwa jumlah situs web yang digunakan untuk membeli dan menyediakan lalu lintas "abu-abu" dan ilegal dan yang memikat korban ke dalam skema penipuan telah meningkat 1,5 kali lipat.

        Baca Juga: Pentingnya Privasi Data dan Keamanan Siber, VIDA: Digital Trust Itu Penting

        "Tren kuat yang kami amati pada tahun 2021 adalah scammers tanpa embel-embel bergabung ke dalam kelompok yang dikendalikan oleh penjahat yang sangat terampil secara teknis," kata Ilia Rozhnov, Kepala divisi Perlindungan Risiko Digital di APAC di Group-IB, dalam keterangan tertulis, Selasa (31/5).

        Rozhnov menjelaskan, platform AI Group-IB mengidentifikasi antara 75 dan 110 kelompok penipuan tahun lalu dan menemukan jumlah rata-rata penjahat dunia maya per kelompok adalah 10 anggota. Sementara, jumlah rata-rata tautan penipuan per group mencapai 100.

        "Pada tahun 2021, sistem DRP kami melacak 350 grup, menjangkau hingga 390 grup scam pada waktu puncak," tambah dia.

        Jorij Abraham, Manajer Umum di Global Anti-Scam Alliance & Scamadviser, mengatakan bahwa penipu dengan cepat menjadi makin profesional dan jumlah penipuan yang dilaporkan telah meningkat dari 139 menjadi 266 juta (93%).

        "Jumlah kejahatan dunia maya meningkat setiap tahun. Kita harus tetap di depan scammers," jelas Abraham.

        Aliansi & Scamadviser Global Anti-Scam Yordania Abraham mendorong agar seluruh pihak yang terlibat dalam pasar keamanan siber untuk saling berbagi pengetahuan dan data untuk mengatasi kejahatan dunia maya.

        "Dengan munculnya lebih banyak data dan teknologi baru seperti deepfake, penipuan menjadi sangat sulit untuk diidentifikasi," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: