Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Beras di Indonesia Terendah ke-14 dari 79 Negara, Begini Penjelasannya

        Harga Beras di Indonesia Terendah ke-14 dari 79 Negara, Begini Penjelasannya Kredit Foto: Kemenlu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Isu pangan, energi dan keuangan akhir-akhir ini menjadi pembicaraan dunia karena terkait dengan dampak dari Covid-19 hingga perang Rusia dan Ukraina. Indonesia akan terlibat dalam pembahasan tersebut dalam G7 Summit for Partner Countries.

        Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Group of Seven (KTT G7) atas undangan Jerman sebagai Ketua G7 tahun ini. Menurut Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Retno Marsudi, Indonesia termasuk negara non-G7 atau disebut G7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau, Jerman pada 26-27 Juni mendatang.

        Baca Juga: Menkeu: Dana Perantara Keuangan Pandemi G20 Capai USD1,1 Miliar

        Beberapa negara non-G7 lain yang mendapatkan undangan untuk hadir adalah India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan. Selain itu, Permintaan pertemuan bilateral banyak sekali diterima Presiden. 

        "Meskipun perang terjadi di Ukraina, namun dampaknya dirasakan seluruh dunia. Kita semua paham posisi Ukraina dan Rusia dalam rantai pasok pangan dan energi global," kata Menlu Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual, Rabu (22/6/2022).

        Retno merangkum laporan pertama yang terbit pada 13 April dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB soal pengaruh perang Rusia-Ukraina itu.

        Berikut ini di antaranya:

        -Ukraina dan Rusia termasuk di antara lumbung roti dunia. Mereka menyediakan 30% gandum dan jelai dunia, seperlima dari jagungnya, lebih dari setengah minyak bunga matahari.

        -Rusia adalah pengekspor gas alam teratas; dan pengekspor minyak terbesar kedua Retno menegaskan bahwa kenaikan harga pangan dirasakan hampir semua negara.

        Berdasarkan catatan Food and Agriculture Organization (FAO), index pangan global meningkat hingga 16,08 persen pada Mei 2022 dibandingkan Januari 2022 sebelum perang terjadi.

        Kenaikan ini dipicu naiknya harga komoditas pangan dunia dibandingkan angka Januari 2022, seperti, daging (8,83 persen), produk susu (6,7 persen), sereal (18,28 persen), minyak nabati 23 persen), gula (6 persen). Sementara khusus produk gandum terjadi lonjakan sekitar 23 persen.

        Dari World Bank, Retno juga mencatat kenaikan harga pupuk yang meningkat hingga 30 persen sejak awal tahun 2022.

        Berdasarkan data beberapa harga pangan dan energi yang dikumpulkan Perwakilan Indonesia di sekitar 79 negara, kenaikan harga hampir terjadi di seluruh negara.

        "Kalau ditilik dari harga komoditas seperti bensin, minyak goreng, beras, dan gula, harga di Indonesia masih termasuk rendah atau menengah," jelas Retno.

        Dari rata-rata harga bensin di 79 negara (1,41 dolar AS/liter), Indonesia termasuk urutan ke-12 terendah yaitu (0,84 dolar AS/liter). Harga ini juga lebih rendah dari rata-rata harga bensin di ASEAN (1,25 dolar AS/liter).

        Sementara itu, Retno mencatat untuk harga beras di Indonesia (0,74 dolar AS/kg) juga lebih rendah dari rata-rata di 79 negara (1,75 dolar AS/kg). Indonesia urutan ke-14 dari yang paling rendah. Harga di Indonesia juga lebih rendah dari rata-rata di ASEAN (0,93 dolar AS/kg).

        Untuk minyak goreng, harga minyak goreng di Indonesia (1,62 dolar AS/liter), urutan ke-8 terendah dari harga rata-rata di 58 negara yang diteliti (2,63 dolar AS/liter). Harga ini juga lebih rendah dari rata-rata di ASEAN (1,93 dolar AS/liter).

        Begitupun untuk gula. Retno mencatat, harga gula di Indonesia 0,00 dolar AS/kg) lebih rendah dari rata-rata di 79 negara yang diteliti (1,28 dolar AS/kg).

        "Semua data yang saya sampaikan adalah untuk menunjukkan bahwa semua negara terdampak, kenaikan harga, dan kita dari waktu ke waktu terus memantau kenaikan harga di negara-negara di mana kita memiliki perwakilan," kata Retno.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: