Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos BI: Peningkatan Kualitas Riset dan Inovasi Jadi Kunci Masa Depan Bank Sentral Digital

        Bos BI: Peningkatan Kualitas Riset dan Inovasi Jadi Kunci Masa Depan Bank Sentral Digital Kredit Foto: Bank Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan peningkatan kualitas riset dan inovasi yang diperkuat dengan strategic foresight menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan bank sentral digital dan hijau.

        Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan acara Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-16 dan Call for Papers, di Semarang yang mengangkat tema "Sinergy of Economic Policies and Innovation in Driving Momentum for Sustainable Global Economic Recovery in The Era of Digital Transformation".

        Baca Juga: Siap Luncurkan Rupiah Digital, BI Tengah Seleksi Bank yang Mampu sebagai Distributor

        "Penyelenggaraan konferensi internasional dan call for papers ini merupakan salah satu kontribusi Bank Indonesia dalam mengantisipasi tantangan perekonomian dunia yang semakin dinamis, melalui penguatan riset serta pengembangan sumber daya manusia yang unggul di bidang riset ekonomi," kata Perry dalam keterangan resminya, Kamis (25/8/2022).

        Adapun, bentuk perwujudan transformasi dalam membangun bank sentral digital masa depan adalah dengan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC).

        Baca Juga: ISED Nilai Langkah BI Naikkan Suku Bunga Acuan Sudah Tepat Waktu

        Lebih lanjut, Perry menyampaikan tiga aspek utama terkait penerbitan CBDC. Pertama, pentingnya penerbitan CBDC sebagai salah satu mandat bank sentral dalam proses penciptaan uang digital mencerminkan pilar kedaulatan suatu negara dan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.

        Kedua, distribusi CBDC dapat dilakukan melalui sistem wholesale dan/atau ritel dengan mengadopsi Distributed Ledger Technology (DLT).

        Ketiga, terdapat tiga prasyarat penerbitan CBDC. Prasyarat ini terdiri dari pengembangan conceptual design, membangun infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran dengan pasar uang secara Integrated, Interconnected, Interoperability (3I), serta bersinergi bersama bank sentral lainnya mengembangkan platform digital CBDC terbaik yang mendukung ekspansi transaksi antarnegara.

        Ke depannya, Bank Indonesia terus mendorong inisiasi pengintegrasian sistem pembayaran antarnegara, utamanya regional ASEAN+5, di mana saat ini sudah terjalin kerja sama dengan Thailand dan Malaysia melalui dukungan penerapan QR Cross Border dan Local Currency Settlement (LCS).

        Baca Juga: Masyarakat Milenial Lebih Pilih Gandum Ketimbang Beras, Bos BI: Harus Dibalikkan ke Basic

        Di sisi lain, Perry menegaskan masa depan bank sentral perlu didukung dengan penguatan pada tiga aspek kunci. Pertama, bank sentral di masa depan harus mengembangkan proses penciptaan uang secara digital. Kedua, bank sentral perlu mengoptimalkan penerapan digitalisasi dan teknologi dalam proses perumusan kebijakan.

        Selanjutnya yang ketiga, memperkuat langkah-langkah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan keuangan hijau dengan membangun bisnis proses berbasis digital.

        Baca Juga: Lomba Konten Video Kreatif Bank Indonesia Manfaatkan QRIS untuk Voting

        Dengan tiga aspek kunci tersebut, bank sentral harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi era baru ekonomi keuangan digital dan hijau. Bank sentral harus mengambil peran utama dalam menavigasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

        Untuk menjembatani dan menstimulus berbagai pemikiran dalam memajukan ilmu pengetahuan sebagai dasar perumusan kebijakan, BI sejak tahun 2015 secara konsisten terus melakukan penguatan pada ekosistem riset akademis dan kebijakan bidang ekonomi di Tanah Air.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: