Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kurangi Emisi Karbon hingga Separuh, PLN Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik

        Kurangi Emisi Karbon hingga Separuh, PLN Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berkomitmen mengurangi emisi karbon guna mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, PT PLN (Persero) terus membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

        Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sektor transportasi adalah salah satu penyumbang emisi karbon tertinggi di Indonesia. Tak kurang dari 280 juta ton CO2 emisi dihasilkan dari sektor transportasi. 

        Menurutnya, jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, maka pada tahun 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2 emisi per tahun.

        Baca Juga: PLN Grup Uji Coba Campuran Amonia untuk Bahan Bakar PLTU Gresik

        “Kita di sini untuk memastikan generasi mendatang lebih baik dari pada hari ini. PLN berkomitmen penuh untuk bisa menurunkan emisi gas rumah kaca,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/10/2022).

        Darmawan mengatakan, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. 

        Menurutnya, emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram, sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang oleh PLTU, emisinya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e. 

        "Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen," ujarnya. 

        Lanjutnya, untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik, PLN siap memberikan berbagai insentif dan layanan, salah satunya dengan layanan home charging.

        “Ini perubahan gaya hidup. PLN akan memfasilitasi dengan menyediakan home charging untuk setiap pembelian kendaraan listrik. Untuk itu kami telah bekerja sama dengan para produsen kendaraan listrik. Sehingga ketika ada pembelian, datanya masuk, lalu kita akan pasangkan langsung home charging di rumahnya,” ucapnya. 

        Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Luckmi Purwodari mengatakan indeks kualitas udara di kota-kota besar sangat rendah. 

        Menurut catatan KLHK, Jakarta contohnya, untuk kualitas udara dalam setahun pada 2021 hanya 12,88 persen.

        “Jadi penggunaan kendaraan listrik itu pada intinya adalah untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang semakin terbatas, khususnya dalam hal bahan bakar fosil. Berikutnya adalah untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim dan memperbaiki kualitas udara,” jelasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: