Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prancis Sedang Tidak Baik-baik Saja, Para Pekerja Minta Negara Naikkan Gaji

        Prancis Sedang Tidak Baik-baik Saja, Para Pekerja Minta Negara Naikkan Gaji Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier
        Warta Ekonomi, Paris -

        Para pekerja bidang energi di Prancis melakukan pemogokan sehingga membuat sejumlah sektor esensial lumpuh.

        Hanya sekitar setengah kereta di jalur regional dan antarkota yang beroperasi di Prancis pada Selasa (18/10/2022). Eurostar juga membatalkan sejumlah layanannya yang menghubungkan London dengan Paris.

        Baca Juga: Turun ke Jalan, Ribuan Orang Prancis Protes Kenaikan Harga yang Mulai Mencekik!

        Dilansir dari CNN, pemogokan dimulai dari kilang selama berminggu-minggu, sehingga menyebabkan langkanya BBM dan antrean panjang di pompa bensin. Aksi ini kemudian meluas ke sektor lainnya, termasuk guru.

        Serikat pekerja Prancis pun menyerukan pemogokan nasional pada Selasa (18/10). Mereka menuntut kenaikan gaji karena biaya hidup makin mencekik.

        Satu dari dua kereta dibatalkan di beberapa jalur rel pinggir kota di Paris. Sementara itu, Eurostar membatalkan 4 layanan antara ibu kota Prancis dan Inggris pada Selasa (18/10) dan Rabu (19/10).

        Menurut Kementerian Pendidikan Prancis, hampir 10 persen guru sekolah menengah mogok pada Selasa (18/10). Raksasa nuklir Prancis EDF pun mengeluh lebih dari 16 persen pekerjanya mogok di hari yang sama, sehingga pekerjaan pemeliharaan reaktor terancam tertunda.

        Selain menuntut upah, para pekerja menggunakan hak mogok mereka lantaran kesal dengan keputusan pemerintah yang memaksa sejumlah karyawan kilang bekerja untuk memulihkan pasokan BBM. Sekitar 1 dari 3 SPBU di seluruh negeri masih kehabisan setidaknya 1 jenis BBM.

        Pemerintah telah mengancam sejumlah pekerja kilang dengan denda dan tuntutan pidana jika mereka menolak untuk bekerja. Keputusan itu pun menjadi pemicu utama aksi mogok yang lebih luas. Pasalnya, para pekerja menganggap hak konstitusional mereka untuk melakukan protes telah ditindas.

        Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengaku sudah memerintahkan polisi agar membiarkan warga Prancis yang ingin memprotes sesuai konstitusi dan menghormati hak konstitusional ini. Namun, pemerintah akan terus menerbitkan perintah kerja saat ini untuk menyelesaikan pasokan BBM, menurut juru bicara pemerintah Olivier Veran.

        "Akan ada sebanyak mungkin orang yang diperintahkan kembali bekerja sesuai kebutuhan demi memenuhi kebutuhan rakyat Prancis," dalihnya.

        Veran juga mengkritik blokade yang sedang berlangsung di kilang oleh serikat pekerja Prancis 'CGT'. Pasalnya, mayoritas pekerja sekarang sudah menyetujui untuk melakukan kesepakatan upah dengan ExxonMobil dan TotalEnergies.

        "Terus memblokir sarana kerja bagi semua orang, menghentikan orang mengakses sarana kerja, ini bukanlah situasi yang normal," kecamnya.

        CGT menuntut kenaikan gaji 10 persen, melebihi kenaikan 7 persen yang disepakati antara TotalEnergies dan 2 serikat pekerja lainnya, CFR-CGC dan CFDT.

        Sementara itu, pekerja ExxonMobil menyetujui diakhirinya blokade terhadap kilang dan depot Fos-sur-Mer di Prancis selatan akhir pekan lalu setelah negosiasi gaji. Meski begitu, pemogokan berlanjut di kilang TotalEnergies.

        Keributan upah ini terjadi karena meningkatnya biaya hidup di Prancis. Misalnya, tagihan listrik melonjak akibat dipangkasnya pasokan gas alam Rusia yang memicu krisis energi di Eropa.

        Pada Minggu (16/10/2022), puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di Paris untuk memprotes biaya hidup. Mereka juga mencela pemerintah Prancis yang diam saja dalam krisis iklim.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: