Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Ada Ancaman Senjata Nuklir dari Rusia kepada Jerman'

        'Ada Ancaman Senjata Nuklir dari Rusia kepada Jerman' Kredit Foto: Reuters/TASS/Sergey Bobylev
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Jerman mendapat ancaman serangan senjata nuklir sebagaimana dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin.

        “Dengan ancaman senjata nuklir, dia ingin membidik Jerman,” kata Christoph Heusgen, penasihat kebijakan luar negeri mantan Kanselir Angela Merkel, kepada media lokal.

        Baca Juga: Menlu Jerman Titip Pesan Penting Soal China: Pertama Kita Harus Belajar dari Kesalahan

        Heusgen mengatakan Putin berusaha membangkitkan ketakutan dan melemahkan dukungan Berlin untuk Ukraina.

        Kekhawatiran atas kemungkinan serangan nuklir oleh Rusia telah berkembang sejak Putin bersumpah untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi negara, sebuah pernyataan yang diambil oleh pengamat sebagai referensi untuk senjata nuklir.

        “Kami kembali ke logika Perang Dingin,” tambah Heusgen, yang juga ketua Konferensi Keamanan Munich saat ini, pada pertemuan tingkat tinggi tahunan tentang kebijakan keamanan internasional.

        Perang Ukraina telah membuat Jerman meninggalkan kebijakan tradisional dan pasifisme dalam masalah keamanan dan pertahanan.

        Jerman telah memberikan bantuan keuangan dan militer ke Ukraina, sementara Kanselir Olaf Scholz telah berjanji untuk membantu membangun kembali tentara Ukraina.

        Scholz juga membatalkan kebijakan Berlin selama puluhan tahun terhadap Rusia dan berjanji untuk mengakhiri ketergantungan energinya pada Moskow.

        Heusgen menekankan kepada AS bahwa Moskow akan menghadapi konsekuensi bencana karena menggunakan senjata nuklir.

        “Saya tidak dapat membayangkan bahwa ada jenderal Rusia yang ingin bunuh diri saat akan menerapkan perintah seperti itu,” tutur dia.

        Selain itu, Putin tidak menginginkan isolasi global sepenuhnya, tutur dia, seraya menambahkan bahwa China tidak akan mengizinkan penggunaan senjata nuklir.

        Kemungkinan keanggotaan Ukraina di NATO

        Mengenai kemungkinan keanggotaan Ukraina di NATO, Heusgen mengungkapkan bahwa mantan pemimpin Jerman Merkel memveto gagasan itu pada 2008.

        Namun, dia mengatakan situasi telah berubah setelah “pelanggaran hukum internasional” oleh Putin.

        “Kami harus memikirkan jaminan apa yang bisa kami berikan kepada Ukraina. Tapi saya pikir kita seharusnya tidak lagi mengesampingkan keanggotaan NATO untuk Ukraina,” tukas dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: