Bisa Menjadi Pahlawan, NasDem Dinilai Harus Tetap Bareng Anies Baswedan: Pancinglah Amarah Jokowi...

Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti hubungan dari Surya Paloh dengan Joko Widodo alias Jokowi yang dikabarkan retak.

Dirinya mengatakan hal tersebut sudah bisa terlihat dari rencana reshuffle yang disinyalir siap dilakukan selepas KTT G20.

Baca Juga: Gak Keheranan Lihat Belum Jadinya Koalisi Buat Anies Baswedan, Elite Megawati: Mereka Sekarang...

Menurutnya, NasDem tak perlu menunggu momentum tersebut dan mengundurkan diri secara sukarela sambil terus memancing amarah dari mantan gubernur itu.

"Kalau saya usulkan kepada Pak Surya Paloh ya pancing aja terus kemarahan Pak Jokowi. Supaya Anda betul-betul jadi hero. Jangan akhirnya jadi zero lagi," tutur Rocky saat berbincang-bincang dengan jurnalis Senior Hersubeno Arief di kanal YouTube-nya pada Selasa (22/11/2022).

Menurutnya, dengan begitu NasDem sudah jelas mengatakan bahwa mereka siap membawa perubahan bersama Anies Baswedan.

"Ini saat yang tempat untuk NasDem mengatakan mundur dari kabinet. Sebagai etika kami akan membawa pesaing Pak Jokowi, yaitu Anies Baswedan," imbuhnya.

Baca Juga: Belum Berlayar Sudah Retak, Nasib NasDem Habis Usung Anies Baswedan Disorot Tajam: Sebentar Lagi...

Dalam pernyataannya, Rocky Gerung menyatakan bahwa jika Jokowi benar-benar melakukan reshuffle, maka itu menandakan orang nomor 1 RI tersebut sedang 'menyogok'.

"Kalau reshuffle artinya Presiden Jokowi cari cara untuk nyogok lagi," ujar Rocky.

Baca Juga: Bawa-bawa Anies Baswedan, Eks NasDem Ini Tiba-tiba Dihina Habis-habisan: Jika Kamu Ketemu Saya...

Meskipun Jokowi melakukan reshuffle, menurutnya hal tersebut tidak akan berdampak banyak karena fokus masyarakat bukan lagi soal nama-nama menteri yang ada di kabinet, tapi soal siapa yang akan menjadi presiden berikutnya.

Baca Juga: Nggak Penting Buat Anies Baswedan Soal NasDem Minggat atau Tidak dari Istana, Rocky Gerung: Dia Dibesarkan oleh Masyarakat!

"Padahal semua orang merasa disogok atau nggak disogok nggak ada pentingnya lagi. Karena politik sekarang udah orang nanya siapa presiden berikutnya, bukan siapa menteri yang akan mengganti menteri Jokowi," pungkasnya.