Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dihujat Satu Indonesia karena 'Nantang' Perang Oposisi, Benny Pentolan Relawan Jokowi Nggak Terima: Videonya Nggak Utuh!

        Dihujat Satu Indonesia karena 'Nantang' Perang Oposisi, Benny Pentolan Relawan Jokowi Nggak Terima: Videonya Nggak Utuh! Kredit Foto: Muhammad Syahrianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani yang merupakan Loyalis Jokowi buat gaduh soal ajakan berperang lawan kubu oposisi.

        Ia pun melayangkan klarifikasi setelah heboh video di media sosial yang merekamnya sedang berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

        Belakangan, video diketahui diambil sebelum pelaksanaan Nusantara Bersatu, sebuah acara yang diinisiasi sukarelawan Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11). 

        Benny dalam video tersebut mengaku sebagai sukarelawan Jokowi dan siap tempur menghadapi pihak-pihak yang dianggap melawan kepala negara.

        Baca Juga: Pentolan Relawan Terang-terangan di Depan Jokowi Mau Perang dengan Kubu Lawan, Refly Harun Nggak Main-main: Maksudnya Apa?!

        Dia dalam klarifikasinya mengatakan bahwa video yang tersebar luas di jagat media sosial tidak ditampilkan secara utuh. 

        "Saya yakin video itu video yang tidak utuh," kata Benny ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11). 

        Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu mengatakan durasi video di media sosial jika ditampilkan secara utuh akan berlangsung 40 menit. 

        Sebab, kata Benny, pertemuan dirinya dengan Jokowi tidak dilakukan di acara tertutup, melainkan kegiatan bersama para sukarelawan lainnya. 

        "Seharusnya dimuat secara utuh dan yang menyampaikan aspirasi, pandangan masalah, saran, usul kepada presiden kan tidak hanya saya," katanya. 

        Benny mengatakan saat berbicara dengan Jokowi turut membahas tentang masalah kebangsaan dan kekhawatiran terhadap kondisi sosial seusai Pilpres 2019.

        "Saya menyampaikan atas kondisi kebangsaan, perjalanan kebangsaan pasca-Pilpres 2019 ada harapan," ungkap mantan politikus Partai Hanura itu. 

        Menurut Benny, masih ada kelompok yang terus menebar fitnah, hoaks, hingga adu domba setelah Pilpres 2019.

        Baca Juga: Benny Pentolan Relawan Jokowi yang Mau 'Perang' Mohon Siap-siap! Tantangan Mulai Diseriusi Pihak Lawan: Ayo Kami Siap, Tolong Jadwalkan!

        Dia mengaku menyesalkan tindakan tersebut. Terlebih lagi, kubu yang berbeda dengan Jokowi saat Pilpres 2019, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sudah berada di pemerintahan. 

        "Atas dasar situasi tadi dengan cara-cara yang menurut saya antidemokrasi, bahkan merusak harmoni, bahkan menjadi ancaman perjalanan kebangsaan masa saya enggak boleh marah, masa rakyat Indonesia mayoritas enggak boleh marah? pasti marah, lah," kata Benny. (ast/jpnn)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: