Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Elektabilitas Prabowo Terseok-seok Disalip Anies dan Ganjar, Jubirnya Buka-bukaan: Bagi Pak Prabowo Biasa Saja

        Elektabilitas Prabowo Terseok-seok Disalip Anies dan Ganjar, Jubirnya Buka-bukaan: Bagi Pak Prabowo Biasa Saja Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi/
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dirilis pada Kamis (1/12/2022) mencatatkan penurunan drastis elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sosok Menteri Pertahanan itu ada di ututan ketiga, tertinggal dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

        Di simulasi 33 nama semi terbuka, Prabowo ada di urutan tiga dengan 16,1 persen. Dia tertinggal jauh dari Ganjar yang memperoleh 25,9 persen dan Anies yang punya elektabilitas 23,6 persen.

        Baca Juga: Jokowi Puji Prabowo, Begini Respons PKB

        Dalam simulasi 19 nama, nasib Prabowo tidak berubah. Urutan tetap di nomor 3 dan jumlahnya pemilihnya tidak naik jauh, cuma 16,3 persen. Sedangkan Ganjar mampu meraih 27 persen dan Anies 23,7 persen.

        Begitu juga dalam simulasi 10 nama capres. Ganjar teratas dengan 27,2 persen, Anies nomor dua dengan 23,9 persen, sedangkan Prabowo di nomor tiga dengan 17,8 persen.

        Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan dominasi Prabowo dalam persaingan 3 besar terjadi antara awal tahun 2020 hingga April 2022. Saat itu, Prabowo selalu ada di puncak. Namun, setelah itu Prabowo terjun bebas. Posisinya di urutan pertama digantikan Ganjar yang melesat cukup signifikan hingga 29 persen di Agustus. Elektabilitas Ganjar itu, melampaui puncak elektabilitas Prabowo di angka 27,5 persen pada periode survei November 2021.

        "Sejak memasuki tahun 2022 tren Prabowo turun, bahkan di survei terakhir disalip oleh Pak Anies Baswedan," papar Burhan.

        Baca Juga: Ngaku Masih Galau, JK Bawa-bawa Nama Prabowo Hingga Airlangga

        Lalu, bagaimana tanggapan Prabowo dengan hasil survei ini? Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa bosnya santai saja.

        "Bagi Pak Prabowo biasa saja. Survei biasa turun naik," kata Dahnil, kepada Rakyat Merdeka tadi malam.

        Hitungannya, tidak ada langkah politik yang di luar jalur sehingga membuat elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu terus mengalami penurunan. Ia meyakini, seiring waktu elektabilitas Prabowo kembali menjadi nomor satu.

        "Insya Allah, saat ini kita on the track," yakinnya.

        Baca Juga: Tak Macam Prabowo, Elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Malah Kompak Merosot, Kok Bisa?

        Ahli Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro melihat, penurunan elektabilitas hal biasa. Kata dia, persaingan elektabilitas di lembaga survei masih sangat dinamis. Ia memprediksi, nama-nama yang muncul sepanjang tahun 2021 sampai 2022 belum tentu bisa bertahan sampai pencalonan akhir November 2023.

        "Karena pada dasarnya tidak semua calon yang diunggulkan mampu menjaga elektabilitasnya. Tak tertutup kemungkinan ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami penurunan," kata peneliti senior yang akrab disapa Wiwiek ini, tadi malam.

        Dalam kasus Prabowo, penurunan suaranya di survei bisa dimaknai sebagai peralihan preferensi pemilih ke calon-calon pendatang baru. "Basis massa pendukung Prabowo dalam Pemilu 2019 bisa jadi mengalami diskontinuitas di 2024," imbuhnya.

        Baca Juga: Gak Dominan Macam Prabowo, Anies Baswedan Dinilai Sulit Membawa NasDem Berjaya: Lain Cerita Jika...

        Apalagi, sebut Siti, Prabowo sudah tiga kali ikut pilpres. Apalagi, saat ini masuk dalam pemerintahan dan Gerindra menjadi partai pendukung Presiden Jokowi. Realitas politik ini tidak bisa diterima sepenuhnya para pendukung Prabowo di Pilpres lalu.

        "Pindahnya Prabowo ke kubu Jokowi yang awalnya adalah rivalnya, ini menjadi salah satu faktor yang ikut menurunkan animo pemilih Prabowo," paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: