Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Badai Salju Mematikan Terjang Amerika, Puluhan Orang Meninggal

        Badai Salju Mematikan Terjang Amerika, Puluhan Orang Meninggal Kredit Foto: Reuters/Alyson McClaran
        Warta Ekonomi, Washington -

        Badai musim dingin yang terjadi pekan ini di sebagian besar Amerika Serikat telah menyebabkan sedikitnya 34 orang meninggal dunia di negara itu.

        Laporan media lokal menunjukan pada Minggu (25/12/2022), sebagian besar negara mengalami kondisi cuaca beku dan diperkirakan akan merenggut lebih banyak korban jiwa setelah menjebak beberapa penduduk di dalam rumah dan mematikan listrik ke puluhan ribu rumah dan bisnis.

        Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Pemerintah Imbau Masyarakat Hati-hati Saat Berlibur Menikmati Nataru

        Korban meninggal dan banyak lainnya luka-luka dalam kecelakaan lalu lintas. Sementara di beberapa daerah dengan hujan salju lebat telah mengumumkan keadaan darurat dan larangan mengemudi telah diberlakukan.

        Layanan Cuaca Nasional (NWS) mengumumkan pada Sabtu (24/12/2022), bahwa angin Arktik yang dingin telah mempengaruhi sekitar dua pertiga negara. Kondisi itu akan terus berdampak signifikan pada wilayah tengah dan timurnya pada akhir pekan. Sehari kemudian, badan iu menyatakan, udara sangat dingin yang menyelimuti sebagian besar bagian timur AS akan mulai lambat hingga masuk dalam level sedang.

        Badai salju yang mematikan, yang telah meluas cakupannya dari Great Lakes di Kanada hingga Rio Grande di perbatasan Meksiko, telah mempengaruhi sekitar 60 persen populasi AS. Pihak berwenang juga mengatakan badai kuat yang terbentuk di dekat Great Lakes karena penurunan tekanan atmosfer secara tiba-tiba yang disebut "bom siklon" telah terjadi, yang membawa angin kencang dan salju lebat.

        Operator jaringan listrik beberapa negara bagian meminta pelanggan untuk menghemat daya karena masalah kapasitas. Situs pelacakan penerbangan FlightAware melaporkan bahwa pada 25 Desember, total 1.645 penerbangan dibatalkan pada rute domestik dan internasional dan 3.869 penerbangan ditunda.

        NWS juga melaporkan bahwa total salju di Bandara Internasional Buffalo Niagara telah mencapai 109 sentimeter pada Minggu pagi. Para pejabat mengatakan bandara akan ditutup hingga Selasa (27/12/2022) pagi.

        Dengan salju yang berputar-putar di jalan-jalan yang tak tersentuh dan tidak dapat dilewati, peramal cuaca memperingatkan tambahan salju setinggi 30 hingga 60 sentimeter di beberapa daerah hingga Senin pagi. Kondisi ini terjadi di tengah hembusan angin berkecepatan 64 kph.

        Pada 21 Desember, badan cuaca nasional dan lokal telah memperingatkan kondisi cuaca dingin dan bersalju yang parah akan terjadi sekali dalam satu generasi. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) telah mengumumkan bahwa kondisi cuaca dingin yang tidak pernah dialami dalam 40 tahun terakhir mendekati beberapa bagian negara.

        Selain itu, dilaporkan bahwa badai tersebut diperkirakan akan mencapai tekanan yang setara dengan badai Kategori 3 di wilayah Great Lakes negara di perbatasan Kanada. Akibat badai tersebut, lantai dasar beberapa rumah sakit dan bisnis di garis pantai New Jersey terendam air dari Sungai Hudson yang meluap, sementara banyak kendaraan rusak akibat banjir.

        Daerah pesisir Queens dan Brooklyn di New York juga rusak akibat naiknya air laut. Sementara gelombang yang dibawa oleh angin kencang membuat beberapa jalan dan daerah di sepanjang garis pantai tidak dapat digunakan.

        Sementara itu, menurut laporan media setempat, beberapa bus berhenti di depan kediaman Wakil Presiden AS Kamala Harris di ibu kota Washington DC pada Sabtu malam. Angkutan itu menurunkan sejumlah besar migran.

        Para pengungsi yang berdiri dalam cuaca dingin yang membekukan dengan kaos lengan pendek, dibawa ke tempat penampungan dan gereja di kota. Sejak April, sejumlah besar bus pengangkut migran dari Arizona dan Texas telah menurunkan puluhan ribu migran di kota itu.

        Pemimpin beberapa negara bagian dari Republik mengirim imigran ilegal yang datang dengan bus dari perbatasan Meksiko ke negara bagian yang dipimpin Demokrat seperti Washington D.C. dan New York. Tindakan ini sebagai bentuk protes mereka atas kebijakan migrasi yang diterapkan oleh pemerintah Joe Biden.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: