Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pencapresan Anies Baswedan Diwarnai Isu Penjegalan, Pengamat Bereaksi: Kehendak Rakyat Adalah Kunci!

        Pencapresan Anies Baswedan Diwarnai Isu Penjegalan, Pengamat Bereaksi: Kehendak Rakyat Adalah Kunci! Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Majunya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) diwarnai isu penjegalan. Di sisi lain, tiga partai yang dijuluki Koalisi Perubahan: NasDem, PKS dan Demokrat hingga saat ini belum satu suara mengusung Anies. Hal tersebut tidak lepas dari deal politik tentang siapa yang jadi wakil Anies.

        Kritikus Faizal Assegaf bilang, kemunculan Anies sebagai capres adalah dorongan dari elemen pro perubahan. Namun, niat baik itu tersandung Presidential Treshold (PT) atau ambang batas capres 20%.

        Baca Juga: Bela Anies Soal Partisipasi Publik di IKN, Musni Umar Kena Sentil Teddy Gusnaidi

        "Peran partai sebagai saluran aspirasi rakyat tapi terkendala aturan PT 20 persen, harus berkoalisi dan asbab itu memicu dinamika. Di luar urusan parpol, menariknya dukungan rakyat pada Anies semakin masif dan tak terbendung. Tentu fatal bila Anies dijegal dengan menzalimi realitas tersebut," kata Faisal Assegaf kepada Fajar.co.id melalui pernyataan tertulis, Kamis (19/1/2023).

        Sejak dideklarasikan oleh NasDem pada 3 Oktober 2022, bukan hanya elektabilitas Anies yang meroket, Faizal bilang dukungan rakyat secara organik pun turut melejit. Hal itu menurutnya merupakan modal.

        "Terlebih bila rakyat berkumpul dalam skala besar untuk menegaskan solidaritas yang lebih solid. Tapi tampaknya hal itu belum maksimal dilakukan karena rakyat terjebak manuver partai," ujarnya.

        Di sisi lain, mengonsolidasikan dukungan rakyat pada Anies di bawah bayang dinamika parpol sangat berbahaya. Konflik tersebut menurutnya mengikis solidaritas rakyat.

        "Harus keluar dari kondisi itu, bergerak lebih agresif menggalang solidaritas dan menunjukkan kekuatan yang berlipat ganda," terangnya.

        Kondisi tersebut, kata dia, mesti segera diakhiri. Caranya bisa dengan gerakan politik rakyat melalui konsolidasi massa.

        Baca Juga: Anies Juga Pernah Dikatain Firaun oleh Loyalis Jokowi, Refly Harun: Bedanya, Pendukungnya Gak Baperan…

        "Jika pilihan ini diabaikan, rakyat yang mendukung Anies akan kehilangan momentum dan berpeluang dikhianati atau dijegal. Rapatkan barisan, kehendak rakyat adalah kunci!" pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: