Telak! Bikin IQ Turun, Masyarakat Disarankan Tak Termakan Narasi Eko Kuntadhi Soal Anies Baswedan Bukan Aktivis dan Dekat dengan Orde Baru
Eko Kuntadhi menggiring Narasi Anies Baswedan merupakan orang yang dekat dengan rezim Soeharto bermodalkan foto Anies Zaman SMA. Narasi Eko pun sudah dibantah banyak pihak yang mana narasi Anies bukan aktivis dan mesra dengan rezim Soeharto adalah salah besar.
Mengenai hal ini, Wartawan Senior dari Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief (Hersu) menyarankan untuk tidak terlalu diambil serius apa yang dinarasikan Eko soal Anies bukan aktivis.
“Saya bisa pastikan Anies adalah aktivis dan saya rasa bukan saya saja, banyak orang tahu. Ketika dia di Paramadina dia inisiatif Indonesia Mengajar, itu kan aktivis, jadi nggak selalu turun ke jalan,” jelas Hersu melalui kanal Youtube Off The Record FNN, dikutip Minggu (12/2/23).
Karenanya, Hersu mengajak publik tidak terlalu berlebihan merespons apa yang dinarasikan oleh Eko yang sempat tersandung masalah penghinaan terhadap ustazah pesantren beberapa waktu lalu.
Menurut Hersu, terlalu termakan dengan narasi Eko bisa buat IQ menjadi turun.
“Saya kira yang begini saya malas bicarainnya karena itu bikin IQ kita turun,” ungkapnya.
Di forum yang sama, Wartawan senior Agi Betha juga membeberkan jejak langkah Anies Baswedan sebagai aktivis selama menjadi mahasiswa.
Bahkan Anies disebut jadi pihak yang melawan rezim Soeharto khususnya Tommy Soeharto.
“Anies ini cukup berani karena dia ketika dia jadi mahasiswa UGM dan Ketua Senat dia ini justru berani melawan Soeharto terutama Tomy Soeharto,” jelas Agi.
Anies berjuang melawan rezim Soeharto, menurut Agi, berkaitan dengan dibentuknya suatu badan yang dijalankan Tommy Soeharto di mana hal tersebut dinilai memberatkan hidup petani.
Anies disebut berjuang turun langsung bahkan menemui petani untuk mengedukasi dan melakukan perlawanan.
“Rezim membuat Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) untuk memonopoli bisnis cengkeh tersebut yang kalau tidak salah ketika itu cengkeh mahal sekali kemudian ketika BPPC ada, ini dan kemudian harganya turun sekali dan mengakibatkan petani di Minahasa dan tempat lain anjlok dan banyak mahasiswa yang ada di luar kota termasuk temannya Anies mungkin kemudian ditarik orang tuanya karena tidak sanggup membiayai lagi,” jelasnya.
“Anies bersama teman-temannya mengedukasi dan membela berusaha supaya mereka tetap bertahan pada saat itu dan melawan rezim. Jadi pergerakan Mahasiswa yang tidak hanya demo di sekitar UGM tapi mendatangi petani cengkeh yang dilanda musibah tersebut,” tambahnya.
Hal ini pun juga yang disampaikan oleh salah satu teman Anies Baswedan ketika berkuliah, Elan Satriawan yang menyebut Anies turun langsung mencarikan solusi terkait masalah petani cengkeh ini.
“Jadi spiritnya waktu itu, mahasiswa mengritik pemerintah tidak hanya dengan demo-demo, tetapi juga membahas sekaligus memberikan solusi persoalan yang dihadapi masyarakat,” ujar elan dikutip dari laman KBA News, dikutip Minggu (12/2/23).
“Soal demo-demo, tidak ada yang meragukan nyali Anies Baswedan. Dia selalu berada di garda depan,” imbuhnya.
“Tapi demi mengangkat kesejahteraan petani yang terus dieksploitasi, kami mengambil risiko itu. Saya sendiri saat itu sebagai Sekjend BEM UGM sekaligus didaulat sebagai Ketua Tim Penelitian Tata Niaga Cengkeh,” tambahnya.
Sebelumnya, Eko Kuntadhi mengungkit soal Anies Baswedan yang seakan tak hiraukan saat para mahasiswa berdarah-darah di rezim Soeharto lewat foto yang dinarasikan seakan Anies adalah antek cendana.
"Kata Noel, Anies adalah aktivis. Lha, aktivis apaan. Justru disaat para mahasiswa sedang berdarah-darah di jalan berhadapan dengan rezim Soeharto. Anies sudah runtang runtung dengan Cendana," tutur Eko Kuntadhi dikutip dari akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (9/2/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: