Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Maret 2023 sebesar 2,91 miliar dolar AS, setelah pada bulan Februari 2023 mencatat surplus 5,46 miliar AS.
Merespons hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Cetak Surplus 35 Bulan Berturut-turut
"Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Lebih lanjut Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan Maret 2023 utamanya didorong oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Meskipun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus 4,58 miliar dolar AS didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar 22,16 miliar dolar AS.
"Ekspor nonmigas yang tetap kuat terutama bersumber dari peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti batu bara, logam mulia, bijih logam, serta besi dan baja seiring harga komoditas global yang masih tinggi. Kenaikan ekspor nonmigas juga tercatat pada produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya," tandasnya. Baca Juga: Zulkifli Hasan Membawa Kabar Gembira, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 5,48 Miliar!
Adapun, berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tercatat meningkat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,22 miliar dolar AS pada Februari 2023 menjadi defisit 1,68 miliar dolar AS pada Maret 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman