Airlangga Hartarto Ungkap Isi Pertemuan Ketum Parpol Koalisi Pemerintahan Jokowi, Ternyata...
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengungkap isi pertemuan enam ketua umum partai politik koalisi pemerintah dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/23) malam.
Dia memaparkan, pertemuan dengan Jokowi membahas ihwal keberlanjutan program 13 tahun untuk menghindari jebakan negara menengah dengan pendapatan rendah. Airlangga menilai, tidak semua negara mampu menghindari jebakan tersebut.
Baca Juga: Dibekingi Ucapan Menterinya Jokowi, Rumah Sakit Lebih Suka Galon Guna Ulang: Lebih Efisien dan Sehat
Negara di seluruh ASEAN, kata Airlangga, hanya Singapura dan Korea yang berhasil lolos dari ancaman tersebut. Oleh karenanya, Jokowi mengumpulkan ketua umum partai politik koalisi pemerintah untuk bersama mencari solusi tersebut.
"Tidak semua negara lolos dari jebakan menengah. Di ASEAN hanya singapura, di Asia terakhir hanya masuk Korea Selatan. Jadi jangan sampai, tentu Bapak Presiden ingin keberlanjutan pembangunan ini dikawal oleh 6 partai yang sekarang mendukung presiden Bapak Joko Widodo dan Maruf Amin," kata Airlangga dalam konferensi persnya seusai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, di Restoran Pelataran, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/23).
Dia menyebut, pertemuan itu dilakukan agar Indonesia mampu keluar dari middle income trap. Hal tersebut Airlangga akui baru disadari dalam kurun waktu 13 tahun ke depan.
"Jadi kalau direction-nya tidak tepat, nah ini kita harap kita takut seperti negara yang belum lolos antara lain Malaysia karena politiknya gonjang-ganjing," katanya.
Dia juga menyebut, stabilitas politik menjadi salah satu indikator lolosnya Indonesia dari middle income trap. Oleh sebab itu, pertemuan enam ketua umum partai politik koalisi pemerintah dilakukan bersama Jokowi kemarin malam.
Baca Juga: Lewati Target dari Pemerintah Jokowi, PLN Sukses Catatkan Laba Bersih Hingga Rp14,4 Triliun!
"Jadi salah satu kunci agar middle income trap bisa lolos adalah stabilitas politik yang stabil. Ada juga stabilitas politik yang labil. Nah stabilitas politik yang labil itu partai pendukungnya (pemerintah) terbatas," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar