Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, menyampaikan, Indonesia akan memastikan tiga pilar utama keketuaan di ASEAN 2023 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 dapat menuai hasil konkret yang bisa diterapkan oleh masing-masing negara anggota dalam jangka panjang.
"Indonesia mendorong ASEAN terus menjadi motor stabilitas dan perdamaian kawasan maupun dunia," tegasnya dalam press briefing terkait online scams, evakuasi Sudan, dan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Jakarta, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Retno menyampaikan, kepemimpinan Indonesia di ASEAN akan digunakan untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi visi jangka panjang ASEAN post-2025.
Baca Juga: Pengamat Minta Indonesia Jeli Lihat Ini Saat KTT ASEAN, Jangan Terlewat!
"Hal ini penting dilakukan untuk mempersiapkan ASEAN menghadapi tantangan jangka panjang. Di sinilah diperlukan penguatan kapasitas dan institusi agar ASEAN lebih agile,” ujar Retno.
Dia lalu memaparkan, ada tiga pilar utama dalam tema keketuaan Indonesia “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".
Pilar pertama, kata Retno, adalah ASEAN matters, yakni bagaimana Indonesia akan memimpin negara-negara anggota untuk menjadikan ASEAN mampu menghadapi berbagai tantangan dan kemudian menjadi motor menjaga stabilitas dan perdamaian dunia.
“Di sinilah ASEAN perlu meletakkan visi jangka panjang dan memperkuat kapasitas dan kelembagaannya,” jelas Retno.
Baca Juga: Kerahkan 8 Tim Satgas Pengamanan di KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo, Ini Harapan Kapolri
Selanjutnya, sambung Retno, pada pilar kedua, yakni epicentrum of growth, Indonesia akan menjaga dan memperkuat kerja sama nyata negara anggota supaya masyarakat yang tinggal di kawasan ASEAN dapat merasakan manfaatnya.
“Maka kita berharap Asia Tenggara ini dapat terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, terutama akan mampu menghadapi external shocks,” tutur Retno.
Pilar ketiga, lanjutnya, berkaitan dengan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Retno menegaskan, pendekatan ASEAN konsisten, yakni ingin membangun kerja sama konkret dan terbuka dengan semua negara untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera.
“Ini sangat penting mengingat semakin tajamnya rivalitas di kawasan Indo-Pasifik,” pungkasnya.
Baca Juga: Jelang KTT ASEAN ke-42, Pemerintah Sulap Infrastruktur Penunjang di Kawasan Labuan Bajo–Tana Mori
Retno pun menuturkan bahwa Indonesia selalu membumikan kerja sama nyata di ASEAN, seperti di sektor pendidikan, energi, stabilitas keuangan, hingga pemberantasan perdagangan orang.
“Ini penting untuk kita bumikan sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi rakyat ASEAN dan untuk mendukung Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Retno turut menegaskan bahwa berbagai negosiasi kerja sama dan penguatan kelembagaan ASEAN yang dilakukan Indonesia dalam keketuaannya sudah melalui proses yang panjang dan fokus.
“Jadi kalau teman-teman berpikir KTT (9--11 Mei 2023), bukan berarti negosiasi baru dilakukan tanggal 8. Negosiasi sudah dilakukan cukup panjang,” tegasnya.
Retno berujar, Indonesia telah melakukan perundingan terhadap sejumlah possible deliverables, antara lain Chair Statement, 2045 Vision, penguatan kapasitas ASEAN, keanggotaan penuh Timor Leste, penanggulangan perdagangan orang, dan pelindungan pekerja migran.
Baca Juga: Siap Menjawab Tantangan, Pemerintah Indonesia Optimis Menatap KTT ASEAN 2023
Kemudian, lanjutnya, ada pula pembahasan terkait perlindungan pekerja perikanan, bidang kesehatan, pembentukan jejaring desa, ekosistem kendaraan listrik, serta konektivitas pembayaran di kawasan.
“Perundingan terus berjalan, terutama bagi dokumen-dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT ke-42 ini. Perundingan ini terus akan berlangsung sampai pertemuan sepihak, sampai pertemuan SOM dan bahkan bisa sampai pada pertemuan tingkat Menlu bila memang ada hal yang belum dapat diselesaikan,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: