Hacker Pengancam Ayatollah Ali Khamenei Sukses Bocorkan Data Sensitif Kementerian Iran
Sebuah kelompok "Hacktivist" Iran mendapatkan akses ke server Kementerian Luar Negeri Iran kemudian membocorkan sejumlah data sebelum men-deface situs web kementerian tersebut.
Kelompok tersebut, yang disebut GhyamSarnegouni, yang diterjemahkan sebagai "Bangkit untuk Menggulingkan," mengumumkan di situs webnya pada Minggu (7/5/2023) bahwa mereka bertanggung jawab atas perusakan situs-situs web milik Kementerian Luar Negeri Iran.
Baca Juga: Warning Israel Soal Iran Ciptakan Bom Nuklir: Bukan Cuma Satu, tapi Lima
Kelompok ini juga membocorkan sejumlah data, termasuk dokumen identifikasi, korespondensi kementerian, nomor telepon, dan nama-nama lebih dari 11.000 pegawai kementerian, menurut laporan dari Iran International.
Situs web resmi Kementerian Luar Negeri Iran masih tidak dapat diakses hingga Minggu (7/5/2023) pagi, menampilkan pesan yang mengatakan bahwa situs web tersebut sedang menjalani pemeliharaan dan peningkatan yang dijadwalkan.
Sebelumnya, situs web Kementerian Luar Negeri Iran di Dubai, Uni Emirat Arab, Munich, Jerman, dan Seoul, Korea Selatan, diretas dengan pesan yang menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
"Kematian untuk Khamenei, Salam Rajavi," demikian bunyi pesan tersebut.
Rajavi kemungkinan besar merujuk pada pemimpin kelompok pengasingan Iran Mujahedeen-e-Khalq yang hilang atau istrinya, Maryam, yang telah menjadi wajah publik kelompok tersebut, menurut Associated Press.
"Ada revolusi besar di Iran, pemberontakan akan terus berlanjut hingga penghancuran istana penindasan," lanjut pesan tersebut.
Kelompok-kelompok peretas semakin menargetkan situs-situs web dan layanan-layanan dari lembaga-lembaga resmi pemerintah sejak protes-protes anti-rezim mulai melanda negara ini tahun lalu, termasuk peretasan terhadap lebih dari 5.000 kamera keamanan pemerintah dan 150 situs web milik pemerintah lokal di Teheran.
Para peretas juga berhasil membobol badan energi atom Iran pada bulan Oktober tahun lalu.
Dokumen-dokumen yang diperoleh dalam peretasan terbaru mengungkapkan korespondensi antara Iran dan para pejabat Eropa mengenai usulan pertukaran tahanan diplomat Iran Asadollah Assadi, yang ditahan di Belgia, dengan pekerja bantuan Belgia, Olivier Vandecasteele, demikian menurut Iran International.
Assadi sedang menjalani hukuman 20 tahun penjara di Belgia atas perannya dalam merencanakan serangan bom terhadap pertemuan kelompok perlawanan Iran di dekat Paris pada tahun 2018.
Vandecasteele ditangkap oleh pasukan keamanan Iran pada tahun 2022 dan menghadapi tuduhan memata-matai dan bekerja sama dengan Amerika Serikat, pencucian uang, dan menyelundupkan 500.000 dolar AS ke luar Iran.
Vandecasteele dijatuhi hukuman 40 tahun penjara dan 74 kali cambukan pada bulan Januari atas tuduhan yang disebut pemerintah Belgia sebagai "sewenang-wenang."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: