Jokowi Belum Tentukan Sikap, Pengamat: Ada Semacam Faksionalisme dalam Kelompok Relawan Jokowi
Calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menghadiri acara halalbihalal yang diadakan oleh 245 kelompok relawan Jokowi di Senayan, Jakarta pada Sabtu (13/5/2023) lalu.
Sehari setelahnya, Presiden Jokowi menghadiri acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang diselenggarakan oleh 18 kelompok relawan Jokowi di Istora Senayan pada Minggu (14/5/2023).
Perbedaan jadwal acara ini kemudian membuat publik berspekulasi bahwa suara relawan Jokowi saat ini sedang terpecah.
Baca Juga: Adian Napitupulu: 95 Persen Kelompok Relawan Jokowi Pasti Dukung Ganjar Pranowo
Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam mengonfirmasi bahwa saat ini ada faksionalisme dalam kelompok relawan Jokowi. Ia menjelaskan bahwa faksionalisme tersebut terpecah menjadi tiga kelompok, yaitu pro kepada Ganjar Pranowo, pro kepada Musra, dan pro kepada tiga periode.
“Ada persepsi yang berbeda dalam konteks soliditas jaringan relawan ini sendiri. Maka dalam konteks itu kita bisa melihat bahwa ada semacam faksionalisme. Memang betul bahwa jaringan relawan itu diharapkan bisa berkoordinasi dengan sistem partai untuk bisa men-capture (menangkap) sel-sel (kelompok relawan) kekuatan politik yang tidak ter-cover (terlingkupi) oleh partai politik,” kata Ahmad Khoirul Umam, dikutip dari kanal Youtube CNN Indonesia pada Rabu (17/5/2023).
Ia kemudian mengatakan bahwa suara kelompok relawan tidak selalu mengikuti arahan partai. Dengan demikian, faksionalisme suara kelompok relawan Jokowi ini turut memengaruhi keputusan dan strategi yang akan diambil oleh PDIP.
“Relawan sendiri kemudian tidak tunduk dalam konstitusi partai. Tetapi sepertinya saya juga melihat ada proses evaluasi dari internal PDIP sendiri untuk mengelola sistem jaringan ini. Ketika kemudian sel-sel itu bergerak seolah-olah ada persepsi dalam prosesnya, ini seperti menggiring atau memengaruhi proses keputusan dalam partai politik, maka kemudian dibentuk dikanalisasi. Niatnya bagus, tapi pada saat yang sama barangkali ada pihak-pihak yang harus beradaptasi pada mekanisme itu,” jelasnya.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa faksionalisme suara kelompok relawan juga memengaruhi posisi Jokowi dalam mendukung Capres tertentu.
“Kalau misal secara basis data misalnya ada 300 kelompok relawan kemudian ada yang lain dengan segala pendekatan kuantitatif atau kualitatif, itu hanya pendekatan metodologis. Tetapi kondisi semacam itu mengonfirmasi ada semacam faksionalisme, ada pembelahan di situ. Sepertinya hal ini juga terepresentasi dalam posisi Pak Jokowi sendiri,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti