Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Zelensky Serasa Ditampar, Rishi Sunak Malah Blak-blakan Bilang Rencana Damai Ukraina Salah

        Zelensky Serasa Ditampar, Rishi Sunak Malah Blak-blakan Bilang Rencana Damai Ukraina Salah Kredit Foto: Reuters/Dan Kitwood
        Warta Ekonomi, London -

        Perdana Menteri Rishi Sunak telah menolak seruan gencatan senjata di Ukraina. Ini sejalan dengan pendukung dari Inggris dan Amerika Serikat yang menolak dalam kesempatan sebelumnya.

        Dalam sebuah sesi parlemen pada Senin (22/5/2023), Sunak ditanya oleh mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn apakah dia setuju dengan inisiatif gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan didukung oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus. 

        Baca Juga: Duduk Bareng Zelensky, Jokowi Tegaskan Indonesia Dukung Perdamaian di Ukraina

        Corbyn menambahkan bahwa Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan sebelumnya bahwa gencatan senjata bukanlah perdamaian, tetapi tanpa gencatan senjata, perang ini akan terus berlanjut dan menjadi semakin buruk.

        "Saya tidak bisa tidak setuju dengannya," jawab Sunak.

        "Gencatan senjata bukanlah perdamaian yang adil dan abadi bagi Ukraina. Rusia telah melakukan invasi ilegal dan tidak beralasan... dan satu-satunya tanggapan yang tepat untuk itu adalah Rusia menarik pasukannya dari Ukraina," terang Sunak.

        "Semua rencana yang menyamar sebagai rencana perdamaian," lanjutnya.

        "pada kenyataannya adalah upaya untuk membekukan konflik di tempat itu, benar-benar salah dan mereka harus dikecam," tukasnya.

        Posisi Sunak sejalan dengan posisi AS, di mana Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pada bulan Desember bahwa gencatan senjata yang melibatkan pembekuan garis pertempuran akan mengarah pada "perdamaian palsu".

        Pada saat itu, Sunak menyatakan bahwa gencatan senjata akan "sama sekali tidak ada artinya," dan bahwa Inggris hanya akan menerima penarikan pasukan Rusia dari "wilayah yang telah ditaklukkan."

        Ukraina menganggap wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye, yang memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia tahun lalu, sebagai wilayahnya, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berjanji untuk mengembalikan keempatnya di bawah kendali Kiev.

        Zelensky juga berjanji untuk merebut kembali Krimea, yang memilih untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada tahun 2014. 

        Namun, para pejabat militer AS secara terbuka menyatakan bahwa merebut kembali Krimea berada di luar kemampuan Ukraina, dan serangan balasan musim semi yang telah lama diantisipasi oleh Kiev terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal terwujud.

        Sementara itu, militer Ukraina mengalami kehancuran lebih dari dua lusin brigade di kota Artyomovsk/Bakhmut sejak Oktober lalu, hanya untuk kehilangan kota tersebut pada akhir pekan lalu.

        Namun demikian, Sunak mengklaim di parlemen bahwa pasukan Rusia gagal di medan perang, dan seperti yang dia dan Presiden AS Joe Biden katakan dalam banyak kesempatan bahwa dia akan mendukung Ukraina selama diperlukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: