Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Capaian Sukses Nvidia Melalui Inovasi Teknologi CUDA, Lampaui Pangsa Pasar AMD dan Intel

        Capaian Sukses Nvidia Melalui Inovasi Teknologi CUDA, Lampaui Pangsa Pasar AMD dan Intel Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nvidia, perusahaan teknologi terkemuka dari Amerika Serikat, meraih puncak inovasi dengan penciptaan teknologi pemrosesan GPU atau yang dikenal dengan sebutan Compute Unified Device Architecture (CUDA) pada tahun 2006. Terobosan itu memberikan dampak besar terhadap kemajuan deep learning dan kecerdasan buatan (AI).

        Inovasi itu tidak hanya memengaruhi kesuksesan Nvidia, namun juga memberikan manfaat yang nyata dari investasi jangka panjang yang dilakukan.

        Indrawan Nugroho, CEO dan Co-founder dari Corporate Innovation Asia (CIAS), mengatakan bahwa sudah beberapa perusahaan yang mengadopsi teknologi dari Nvidia untuk mendukung teknologi perusahaan mereka.

        Baca Juga: Terobosan Nvidia Capai Puncak Industri Teknologi, Salah Satunya Ciptakan CUDA

        “Sekarang semua perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Microsoft, Facebook, dan Amazon sudah menggunakan GPU Nvidia. Mereka memanfaatkannya untuk mendukung data center dan program AI-nya,” ungkap Indrawan, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Jumat (25/8/2023).

        Tak hanya itu, institusi seperti Massachusetts General Hospital juga mengandalkan chip Nvidia dalam deteksi anomali pada citra medis dari CT Scan. Tesla telah memasang GPU Nvidia di mobil otonomnya, sementara produk headset virtual buatan Facebook juga bergantung pada chip yang sama.

        Dalam era di mana teknologi AI semakin berkembang, OpenAI turut mengadopsi chip Nvidia untuk ChatGPT. Upaya mengokohkan performa ChatGPT, OpenAI membutuhkan 10.000 chip Nvidia dengan biaya total mencapai US$100 juta.

        Lebih dari 3.000 startup AI di seluruh dunia turut memanfaatkan platform Nvidia untuk berbagai aplikasi, seperti perdagangan saham, belanja online, hingga kendali drone.

        “Banyaknya pihak yang memanfaatkan chip Nvidia untuk pengembangan AI, membuat Nvidia diidentikkan dengan AI. Ini adalah capaian yang sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh Huang Jensen, CEO Nvidia,” tambah Indrawan.

        Indrawan mengungkapkan data dari Jon Peddie Research, yang menunjukkan bahwa Nvidia telah menguasai pasar GPU dengan pangsa sebesar 84%, sementara kompetitor seperti AMD hanya memiliki 12%, dan Intel bahkan hanya memiliki 4% saja.

        “Nvidia telah memiliki kebebasan penuh dalam landscape AI, mereka telah mengambil keuntungan dari investasi yang sangat tajam dan cerdas secara bisnis serta pendekatan terfokus, yang memungkinkan mereka untuk mendominasi pasar,” bebernya.

        Pada tahun 2020, margin keuntungan kotor Nvidia melampaui Intel, yang memastikan posisi Nvidia sebagai pemimpin dalam pasar chip global. Mereka menjadi satu-satunya perusahaan semikonduktor dengan valuasi US$1 triliun, setara dengan valuasi Apple, Alphabet, Amazon, dan Microsoft. 

        “Nilai penjualan Nvidia hingga kuartal pertama 2023 telah mencapai US$11 miliar, jauh melampaui estimasi analis sebelumnya yang hanya US$7,15 miliar,” tambahnya lagi.

        Tak hanya itu, prestasi Nvidia sebelumnya sudah sangat mengesankan, dengan peningkatan saham yang luar biasa dari 2015 hingga 2018, meningkat hingga 14 kali lipat.

        Dilansir dari Reuters, hingga tahun 2023, saham Nvidia telah tumbuh lebih dari 160%, menambah nilai kapitalisasi pasar sekitar US$586 miliar dan menempatkan perusahaan ini sebagai salah satu dari lima perusahaan AS paling bernilai.

        “Huang Jensen, atas prestasinya, dinobatkan oleh Harvard Business Review sebagai The Best Performing CEO In The World pada tahun 2019,” pungkasnya.

        Baca Juga: AI Dianggap Berkekuatan Super, Sayangnya Ini Empat Kekurangannya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: