Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BRIN Dipuji Usai Soroti Isu Data Intelejen Jokowi: Publik Akan Makin Percaya

        BRIN Dipuji Usai Soroti Isu Data Intelejen Jokowi: Publik Akan Makin Percaya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, mengapresiasi sikap kritis peneliti BRIN terhadap kasus dugaan penyalahgunaan data intelijen oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Menurutnya, sudah seharusnya peneliti BRIN bersikap independen dan objektif melaksanakan tugas.

        Baca Juga: Berujung Elektabilitas Tinggi, Tenaga Erick Thohir Begitu Diandalkan Jokowi

        Insan peneliti harus bisa menjaga jarak terhadap kekuasaan agar tidak bias dalam menyampaikan pandangan dan hasil riset yang dilakukan. Dengan demikian akan kembali menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

        “Lembaga ilmiah memang seharusnya demikian, independen dan obyektif, serta tidak menjadi alat kekuasaan. Sudah waktunya BRIN kembali ke khittoh menjadi sebuah lembaga riset yang profesional. Kalau sikap ini dijalankan, maka wibawa dan peran lembaga ilmiah sebagai penjaga nalar masyarakat akan meningkat. Publik pun akan semakin percaya,” kata Mulyanto.

        Mulyanto menilai, di tahun politik ini sikap netral peneliti BRIN sangat diperlukan. Sebagai institusi negara BRIN dan para peneliti harus tetal netral dan objektif dalam menjalankan tugas.

        Sebelumnya diberitakan, Koordinator Klaster Riset Konflik Pertahanan dan Keamanan BRIN, Muhamad Haripin menyatakan pengakuan Jokowi yang punya data intelijen semua partai mengindikasikan adanya penyalahgunaan kekuasaan.

        Baca Juga: Tak Salah Diandalkan Jokowi, Prabowo Dinilai Capres Paling Kompeten Jaga Kedaulatan Bangsa

        Menurutnya, Jokowi telah mempolitisasi lembaga intelijen untuk kepentingan kekuasaan. Hal ini bertentangan dengan UU dan harus ada penanganan dari institusi pengawas intelijen.

        Ia mengutip UU No 17 tahun 2011 tentang Intelijen Negara yang menyebutkan bahwa hakikat intelijen negara merupakan lini pertama dalam sistem keamanan nasional. Karena itu semua pekerjaan intelijen harus dirancang untuk kepentingan yang lebih luas dan bukan untuk kepentingan kekuasaan apalagi partai politik tertentu.

        Baca Juga: Putra Jokowi Resmi Bergabung, PSI Belum Siapkan Jabatan hingga Proyeksi di Pemilu Nanti

        “Saya setuju dengan analisis politik peneliti BRIN di atas. Memang sudah seharusnya data-data intelejen terkait parpol tidak dipegang kekuasaan, apalagi digunakan untuk menekan, mengintimidasi ataupun mengintervensi berbagai kebijakan internal parpol,” ujar Mulyanto.

        Ia menambahkan, di alam Indonesia yang semakin demokratis, biarlah parpol semakin mandiri, moderen dan dewasa mengelola dirinya sendiri, termasuk mengambil keputusan-keputusan strategis terkait sikapnya terhadap kaderisasi kepemimpinan nasional. Kekuasaan tidak boleh mendikte dan mengintervensi parpol.

        Baca Juga: Bukti Andalan Jokowi, Erick Thohir Diganjar Pengharagaan Tokoh Transformasi BUMN

        “Parpol sebagai soko guru demokrasi harus didorong semakin matang sehingga Indonesia menjadi semakin stabil dalam menyongsong masa depannya,” tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: