Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gelar Buka Puasa Bersama, Ketum GSP Tekankan Pentingnya Merajut Kembali Silaturahmi Pasca Pilpres 2024

        Gelar Buka Puasa Bersama, Ketum GSP Tekankan Pentingnya Merajut Kembali Silaturahmi Pasca Pilpres 2024 Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ratusan relawan dari Gerakan Sekali Putaran (GSP) dan relawan eks Jokowi Prabowo (Jokpro) mengadakan silaturahmi dan buka puasa bersama di Sekretariat Nasional GSP di Jalan Tegal Parang Selatan I No. 37, Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

        Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M. Qodari mengatakan diadakannya kegiatan ini setidaknya ada dua hal yang melatarbelakanginya. Pertama, yaitu bermaksud untuk kembali merajut silaturahmi antar relawan di momentum bulan suci Ramadan ini.

        “Pertama kami sebagai tuan rumah mengucapkan terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian di ruangan ini, terkait acara kita pada hari ini pertama-tama tujuannya adalah buka puasa bersama, dan saya percaya bahwa bulan puasa bukan cuman sekedar untuk melatih diri tetapi juga untuk melatih silaturahmi,” ujar Qodari dalam sambutannya, Jumat (22/3/2024).

        “Melatih silaturahmi yang biasanya gak ketemu atau jarang ketemu, gak pernah ketemu tapi bulan puasa biasanya ketemu, minimal teman-teman waktu SMP, SMA, kuliah yang hari-harinya sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan keluarga tapi begitu bulan Ramadan ketemu momentum untuk ketemu untuk bersama-sama acara buka puasa itu yang pertama,” sambungnya.

        Kedua, Qodari mengatakan momen buka puasa bersama ini terlaksana selain karena hubungan kekeluargaan secara pribadi juga memperkuat perjuangan dan kesamaan pandangan terkait memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

        “Yang kedua kita yang ada di tempat ini notabene tali pengikatnya selain hubungan-hubungan yang bersifat pribadi adalah Pak Prabowo dan Mas Gibran atau tambah lagi dengan Pak Jokowi. Khususnya kalau bicara tempat ini karena tempat ini dulu adalah markasnya gerakan Jokpro, Jokowi-Prabowo garis miring gerakan Jokowi 3 periode,” paparnya.

        “Jadi teman-teman yang ada di tempat ini yang sudah pernah ke tempat ini dari lama itu adalah teman-teman aktivis Jokpro yang ketuanya waktu itu adalah Mas Baron Danardono,” imbuhnya.

        Lanjut Qodari memaparkan meskipun gerakan Jokowi Prabowo sudah secara maksimal dilakukan tetapi belum tergapai, namun tidak pernah patah arang kemudian bertransformasi menjadi relawan GSP.

        “Memang Pak Jokowi tiga periode, amandemen presiden tiga periode tidak tercapai tetapi memang betul bahwa dalam hidup tugas manusia itu adalah berusaha atau ikhtiar hasil itu prerogatif yang maha kuasa, tugas kita adalah syariat hasil adalah makrifat dan semua proses politik itu melalui mekanisme yang namanya terbentur, terbentur dan terbentuk,” ungkapnya.

        “Bagaimana kita mengikhtiarkan Pak Jokowi 3 periode saya supaya jangan ada polarisasi Mas Baron dan kawan-kawan mayoritas kawan-kawan di sini supaya pemerintahan yang sudah bagus dilanjutkan Indonesia maju bisa dilaksanakan,” tambahnya.

        Lebih lanjut Qodari menjelaskan pada akhirnya usaha dari para relawan yang tadinya memperjuangkan 3 periode ditakdirkan menjadi 6 periode.

        “Pada hari ini Mas Baron dan teman-teman yang ingin agar pembangunan terus berlanjut Indonesia maju terus berjalan tadinya mengejar tiga periode, alhamdulillah ternyata ditakdirkan Tuhan untuk mendapatkan enam periode ya selamat kepada Mas Baron dan teman-teman,” katanya.

        Enam periode itu, Qodari menjelaskan, jabatan Presiden Jokowi selama 2 periode, ditambah prediksi Prabowo Subianto menjabat presiden selama 2 periode dan juga Gibran Rakabuming Raka yang nantinya juga menggantikan Prabowo menjadi presiden selama 2 periode.

        “Karena realitasnya pada hari ini bisa jadi ya minta 3 dapat 6, 2 periode Pak Jokowi, 2 periode Prabowo dan 2 periode Gibran. Saya sudah ngomong di podcast, Gibran itu suatu saat menjadi Presiden Republik Indonesia dan sekarang kalau Mr. Q ngomong orang pada hati-hati karena biasanya kejadian,” katanya.

        Dikatakan Qodari, Gibran menjadi presiden bukan lah yang tidak mungkin berkaca dari sejarah majunya negara Singapura menjadi negara maju.

        “Menurut saya itu sesuatu yang amat sangat mungkin ya. Jadi kalau kita lihat sejarah perjalanan sejarah Singapura biasanya sebagian negara yang dianggap maju lepas dari ukurannya ternyata memang kunci keberhasilan pembangunan menjadi negara maju itu bukan cuma sekedar agenda pembangunan tapi kontinuitas dari komitmen pembangunan,” urainya.

        “Tidak ada yang membantah di dunia ini bahwa peletak dasar kemajuan Singapura namanya Lee Kuan Yew dan peletak kemajuan di Indonesia namanya Jokowi. Nah Lee Kuan Yew ketika sudah turun dilanjutkan oleh seorang tokoh perdana menteri namanya Goh Chok Tong. Nah pada hari ini dipimpin Lee Hsien Loong putranya dari Lee Kuan Yew,” sambungnya.

        Dijelaskan Qodari, peta Indonesia menjadi negara maju atau mewujudkan Indonesia Emas 2045 sudah mulai terlihat, yang nantinya diprediksi akan dihantarkan oleh putra sulung Presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka.

        “Jadi kita dengan mudah bisa membayangkan rutenya Indonesia menjadi negara maju, Indonesia Emas 2045 bukan hil mustahal, 10 tahun ke depan Pak Prabowo 2024-2034 dan 10 tahun kemudian 2034-2044 ya nantinya artinya di depan mata 2045 adalah Mas Gibran. Jadi Indonesia maju 2045, Indonesia negara besar ekonomi nomor 4 di dunia negara maju dihantarkan oleh Gibran Rakabuming Raka mudah-mudahan amin ya rabbal alamin,” pungkas Qodari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: