10 Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024 Versi Kader PDIP, Alasan Nomor 5 Sungguh Mengejutkan!
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok digadang-gadang akan maju di Pilkada serentak 2024 salah satunya di wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Kader PDI Perjuangan (PDIP) Sumut Sutrisno Pangaribuan menyebut Ahok diinginkan maju di Pilkada karena punya rekam jejak yang bersih.
“Ahok diminta oleh warga maju di Pilkada Sumut maupun Jakarta. Ahok diminta warga karena rekam jejaknya, bersih, transparan, dan profesional,” ujar Sutrisno dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/5/24).
Sutrisno menjelaskan ada 10 alasan mengapa eks Gubernur DKI Jakarta itu layak maju di Pilgub Sumut. Berikut alasannya:
Pertama, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak menunjukkan ambisi kekuasaan dengan ingin menjadi gubernur Sumut. Ahok sama sekali tidak mendaftar ke sejumlah Parpol, termasuk PDIP, meski namanya populer sebagai Balon gubernur Sumut.
Kedua, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak memiliki hubungan dengan masalah dan masa lalu Sumut. Ahok tidak memiliki “dosa politik” di Sumut, karena tidak pernah sebagai bupati, walikota, gubernur, maupun legislatif. Ahok tidak memiliki potensi masalah tata kelola APBD sebelumnya di Sumut.
Ketiga, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak memiliki kepentingan bisnis di Sumut. Tidak ada keluarga Ahok yang memiliki usaha di Sumut, baik swasta murni maupun yang berhubungan dengan proyek pemerintah. Ahok tidak memiliki “conflict of interest” jika menjadi gubernur Sumut.
Keempat, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak memiliki keluarga, saudara, kerabat, bahkan teman dan sahabat yang aktif di pemerintahan. Ahok tidak memiliki paman, saudara, sahabat untuk dijadikan pejabat di Sumut, baik pimpinan OPD, maupun pimpinan BUMD.
Kelima, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang berani menghadapi preman, mafia, dan kelompok yang selalu mengganggu pemerintah daerah. Ahok tidak kompromi kepada kelompok manapun yang ingin menggerogoti karena buruknya tata kelola APBD, baik dari Parpol, Ormas, OKP maupun kelompok lainnya.
Baca Juga: Ahok-Djarot Disuarakan Maju di Pilgub Sumut, Kader PDIP: Bukan Paslon Biasa
Keenam, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak dapat diintimidasi secara politik, baik melalu Parpol maupun melalui DPRD. Tata kelola APBD pasti akan lebih baik dan tepat sasaran, serta berorientasi pada pelayanan publik yang meningkat. Anggaran tidak akan bocor melalui kegiatan berupa rapat, seminar, studi banding maupun kegiatan seremoni.
Ketujuh, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang akan bertarung di Pilgub Sumut tanpa memberi hadiah atau janji, baik berupa uang, sembako, dan bahan kampanye yang dilarang UU Pemilu. Hanya Ahok yang tidak mengejar jabatan dan kekuasaan, sehingga Ahok tidak perlu dan tidak akan membeli suara.
Kedelapan, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang memenuhi seluruh kriteria pemimpin yang disampaikan Mega, yakni berani, bernyali, tidak korupsi, keluar dari zona nyaman, serta mampu menangis dan tertawa bersama rakyat.
Kesembilan, bahwa Ahok satu- satunya kader PDIP sebagai Balon gubernur yang akan memberi citra baik kepada PDIP jika diberi tugas bertarung dan memenangkan Pilkada. Dukungan rakyat kepada Ahok menjadi bukti bahwa Sumut akan menjadi barometer politik nasional dimana warga meminta dan mendukung kader PDIP yang memiliki integritas, kapasitas, dan dapat dipercaya.
Kesepuluh, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang secara jujur dan terbuka mengaku tidak terlalu mengenal Sumut. Pengakuan tersebut sebagai bukti bahwa Ahok tidak akan memiliki beban untuk melakukan perubahan besar di Sumut seperti pernah dilakukannya di Jakarta.
“Pilkada Sumut menjadi salah satu Pilkada paling menarik, karena kehadiran Ahok. PDIP tepat membaca kebutuhan rakyat dengan memunculkan nama Ahok sebagai pemimpin yang diyakini hanya “taat pada Tuhan, patuh pada hukum, dan setia pada rakyat”,” jelas Sutrisno.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Minggu (26/5/24) mengungkapkan Ahok sudah meminta tugas kepadanya pasca keluar dari pemerintahan (Komisaris Utama PT Pertamina).
Meski demikian, Megawati tak menjelaskan lebih lanjut tugas apa yang akan diberikan kepada Ahok.
“Sekarang beliau bersama kita. Sudah keluar dari pemerintahan, lalu bilang kepada saya, ‘Ibu minta tugas’. Oke sudah ada tugasnya,” kata Megawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto