Ridwan Kamil Punya Masalah untuk Bersanding dengan Kaesang di Pilkada Jakarta 2024

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi menunjukkan masalah Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil untuk bersanding dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

Masalah tersebut adalah Partai Golkar kurang menyukai Ridwan Kamil maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 meskipun didorong Gerindra dan PAN, karena peluang untuk menangnya lebih besar jika berkompetisi di Jawa Barat, terlebih jika Anies Baswedan menjadi lawannya.

Baca Juga: Kaesang Hanya Sekadar Bergurau Ingin Jadi Cawagub Anies di Pilkada Jakarta

"Partai-partai pendukung Prabowo seperti Gerindra dan PAN sudah mendorong Ridwan Kamil untuk maju, nah Ridwan Kamil ini kayaknya akan disandingkan bersama Kaesang untuk tampil di Jakarta," ucapnya.

"Masalahnya adalah Golkar sebagai partainya RK itu belum sreg 100%, kenapa, karena RK peluangnya lebih besar di Jawa Barat ketimbang di Jakarta, apalagi kalau berhadapan dengan Anies," imbuhnya, dikutip dari YouTube 2045 TV, Kamis (20/6).

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan isi pertemuannya bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ketua umum partai politik (parpol) yang sebagian besar mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 pada akhir Mei di Kompleks Istana Kepresidenan.

Zulhas menyebut tidak ada pembahasan mengenai reshuffle kabinet, tapi tentang pemilihan kepala daerah (Pilkada). "Enggak ada bicara reshuffle. Enggak ada. Ya juga bicara soal Pilkada," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6), dikutip dari Kumparan.

Ia mengatakan dalam pertemuan tersebut dirinya mengusulkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024, dan disetujui semua yang hadir. "Ya saya mengusulkan Ridwan Kamil di Jakarta, semua setuju," ungkap dia.

Kemudian dirinya juga menanyakan kepada Jokowi mengenai Kaesang Pangarep maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 terkait isu berduet dengan Ridwan Kamil. "Ya saya kira, Pak. Saya lapor waktu itu kan Pak Presiden kalau Kaesang boleh enggak? Pak Presiden bilang jangan, ya. Tapi kan partai-partai perlu," jelas dia.