Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Lima Kiat Investasi Ketika Pasar Bergejolak

        Ini Lima Kiat Investasi Ketika Pasar Bergejolak Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah gejolak tinggi pasar finansial, berbagai emosi seperti kekhawatiran, ketakutan, atau justru peningkatan adrenalin yang meningkatkan keberanian lebih dari biasanya dapat menggoyahkan komitmen, disiplin, dan tujuan investasi yang sudah direncanakan.  

        Untuk itu, investor harus memiliki strategi yang tepat, termasuk menerapkan prinsip investasi yang pas ketika berinvestasi. 

        Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Freddy Tedja memeberikan tips agar investr memiliki strategi yang tepat. 

        Selalu diversifikasi

        Prinsip utama dalam berinvestasi yang harus diperhatikan investor adalah selalu melakukan diversifikasi portofolio. Jangan pernah menempatkan uangmu pada satu keranjang, karena kita tidak pernah apa yang terjadi kepada pasar finansial di masa depan. Diversifikasi bisa melindungi investasi kita dari pergerakan naik turun pasar. Harapannya,  ketika pasar bergejolak, tidak seluruhnya investasi kita terkena dampak dalam besaran yang sama. 

        “Tujuannya, agar kita masih memiliki pos investasi lain yang bisa mengkompensasi atau setidaknya mengurangi penurunan investasi yang terjadi. Investor harus selalu fokus dengan apa yang bisa dikendalikan, diversifikasi dan fokus ke jangka panjang menjadi bagian dari caranya,” terang Freddy. 

        Baca Juga: Catat! 6 Hal Ini Bisa Dilakukan oleh Investor untuk Hadapi Krisis Ekonomi

        Rasional dan tidak emosional

        Hal berikut yang harus diperhatikan adalah bersikap rasional dan tidak emosional, terutama ketika pasar dalam kondisi bergejolak. Ketika pergerakan pasar cenderung naik dan hasil investasi membuahkan hasil, euforia yang terjadi membuat  kita tidak berpikir rasional, menjadi lebih berani mengambil risiko lebih dari bisa kita emban. 

        “Demikian juga sebaliknya, ketika pasar menunjukkan pelemahan, ada kekhawatiran akan nilai investasi yang berkurang sehingga kita terburu-buru “lari” dari pasar. Tindakan irasional terkait profil risiko adalah salah satu penyebab umum kegagalan tujuan investasi,” tambahnya. 

        Hindari “godaan” jangka pendek

        Dalam berinvestasi, investor memang bisa kapan saja membeli atau menjual portofolio investasinya. Namun jika hal tersebut malah membuat kita kehilangan momentum pergerakan pasar, hasilnya malah “boncos”.  Inilah yang harus dihindari oleh investor. 

        “Dengan tetap berinvestasi dalam jangka yang cukup panjang, kita tak akan kehilangan potensi dari hari-hari yang membawa imbal hasil yang optimal di pasar. Dan ini akan membawa kita ke pembahasan berikutnya,” jelas Freddy. 

        Investasi seharusnya untuk jangka panjang

        Karena jika jangka pendek, namanya menabung!  Pasar finansial akan selalu bergerak naik-turun, tanpa kita pernah mengetahui waktunya secara pasti. Semakin dini kita berinvestasi, semakin lama dan banyak kita memperoleh momentum kenaikan yang terjadi di pasar finansial.   Volatilitas dan gejolak-gejolak jangka pendek yang terjadi sepanjang waktu akan terlihat “smooth” jika dilihat dalam perspektif jangka panjang.  

        “Dan justru volatilitas-volatilitas jangka pendek itu  dapat menjadi peluang untuk meraih hasil lebih jika kita manfaatkan untuk menambah investasi kita (yang akan kita bahas di bawah ini),” ungkapnya. 

        Baca Juga: Rupiah Melemah, Pengamat Sebut Waktu Tepat Investasi Saham

        Selalu berinvestasi secara rutin

        Tentunya kita pernah mendengar ujaran berinvestasilah secara rutin. Namun tahukah alasan dibalik itu? Dengan menginvestasikan dana kita secara berkala, kita membeli lebih banyak unit investasi dengan harga lebih rendah dan lebih sedikit pada harga lebih tinggi. Ketika harga naik, kita memiliki lebih banyak unit investasi dengan cuan tebal dan lebih sedikit unit investasi dengan cuan tipis. Demikian juga ketika harga turun, kita memiliki lebih banyak unit investasi yang merugi tipis, dan hanya sedikit unit investasi yang merugi banyak.

        “Nah, dengan menerapkan lima jurus investasi tersebut, apapun kondisi pasar finansial, niscaya tidak akan mempengaruhi tujuan investasi yang sudah ditetapkan kita sudah awal. Yang penting adalah komitmen dan konsisten dalam berinvestasi!,” tutup Freddy. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: