Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pilkada 2024: Partisipasi Masyarakat Tinggi Namun Aktivisme Politik Rendah

        Pilkada 2024: Partisipasi Masyarakat Tinggi Namun Aktivisme Politik Rendah Kredit Foto: Antara/Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Survei Nasional Kawula17 menunjukkan bagaimana besarnya antusias akan pesta demokrasi, hal ini tidak dibarengi dengan aktivisme politik masyarakat yang besar dalam Pilkada 2024.

        Peneliti Kawula17, Oktafia Kusuma mengatakan tidak ada perbedaan signifikan antara usia dalam hal tingkat aktivisme ini. Baik masyarakat muda maupun tua, cenderung hanya menjadi penonton proses politik.

        Baca Juga: Simbol Perlawanan Megawati ke Jokowi Majukan Pramono Anung di Pilkada DKI Jakarta

        "Tidak ada pola atau perbedaan signifikan antara usia tertentu. Rendahnya tingkat aktivisme ini terjadi secara merata di seluruh lapisan usia," kata Oktafia, dilansir Jumat (06/09/2024).

        Survei mengungkapkan bahwa 90% masyarakat Indonesia menyadari adanya Pilkada yang akan diselenggarakan pada November 2024, serta berencana untuk berpartisipasi. Antusiasme ini juga tercermin dalam fakta bahwa dua dari lima pemilih sudah menentukan pilihannya bahkan sebelum kampanye resmi dimulai. Ini menunjukkan kesiapan masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka dalam Pilkada yang akan datang.

        Namun, di balik antusiasme tinggi terhadap Pilkada, tingkat aktivisme politik masyarakat masih rendah. Aktivisme politik diartikan sebagai keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan yang bertujuan membawa perubahan politik atau sosial.

        Berdasarkan survei, 62% masyarakat tergolong memiliki tingkat aktivisme politik rendah. Mayoritas masyarakat lebih memilih menjadi penonton pasif, atau "spectator", yang hanya mengikuti perkembangan politik tanpa terlibat langsung. Sebanyak 40% dari masyarakat berada di kategori ini, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

        Selain itu, survei ini juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat jarang terlibat dalam acara pertemuan warga yang membahas isu-isu lokal. Sebanyak 55% responden menyatakan tidak pernah atau jarang menghadiri pertemuan warga, sementara hanya 16% yang sering atau sangat sering hadir. Hal ini menandakan adanya jarak antara kesadaran politik dan keterlibatan dalam kegiatan politik sehari-hari.

        Faktor-Faktor Penghambat dan Pendorong Aktivisme Politik

        Survei ini mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi tingkat aktivisme politik di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mendorong aktivisme adalah akses terhadap informasi dan pendidikan politik yang memadai. Masyarakat yang aktif mencari informasi saat pemilu cenderung lebih terlibat dalam diskusi politik dan partisipasi dalam organisasi sosial atau politik.

        Sebaliknya, apatisme terhadap sistem politik yang ada dan rendahnya pendidikan politik menjadi faktor penghambat utama. Banyak masyarakat merasa bahwa suara mereka tidak akan membawa perubahan, sehingga memilih untuk tidak terlibat. Selain itu, rendahnya pengetahuan tentang politik dan hak-hak warga negara juga menjadi penghambat partisipasi aktif.

        Pentingnya Aktivisme untuk Menguatkan Demokrasi

        Aktivisme politik memegang peran penting dalam memperkuat demokrasi. Keterlibatan aktif masyarakat dalam politik tidak hanya memastikan bahwa suara mereka didengar, tetapi juga dapat mendorong akuntabilitas pemerintah dan partai politik. Oleh karena itu, penting bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan media, untuk terus memfasilitasi dan mendorong partisipasi politik yang lebih aktif dari masyarakat.

        Survei ini mengingatkan kita bahwa kesadaran politik harus dibarengi dengan peningkatan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan politik sehari-hari. Dengan partisipasi politik yang lebih aktif, demokrasi Indonesia akan semakin kuat, dan suara masyarakat akan lebih diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.

        Baca Juga: Jokowi KO dengan PDIP Ajukan Pramono Anung di Pilkada DKI Jakarta

        Adapun survei ini merupakan bagian dari survei nasional per kuartal yang dilakukan oleh Kawula17. Data dikumpulkan pada 12-21 Juli 2024, dengan melibatkan 408 responden dari seluruh Indonesia yang berusia 17 hingga 44 tahun, serta memiliki margin of error sebesar 5%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: