Ini 3 start-up Indonesia Pemenang TRANSFORM BESTARI Challenge Terima Hibah Rp 6,8 Miliar yang Didukung Unilever, UK FCDO, EY Indonesia
Pada Konferensi Tahunan SDGs dan Festival SDGs yang diselenggarakan pada Minggu (6/10) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, TRANSFORM – program akselerator dampak (impact accelerator) yang dipimpin oleh Unilever; Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO); serta Ernst & Young (EY) – mengumumkan pemberian hibah sebesar Rp6,8 miliar kepada tiga perusahaan rintisan (start-up) Indonesia sebagai bagian dari TRANSFORM BESTARI Challenge.
TRANSFORM BESTARI (Bersih, Sehat, dan Lestari) Challenge bekerja sama dengan SDGs Financing Hub – Sekretariat Nasional SDGs, bertujuan mendorong munculnya start-up visioner yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. SDGs Financing Hub berperan penting dalam merekrut dan mengelola proses seleksi para start-up yang mendaftar ke program ini sejak akhir Januari 2024.
Dr. Vivi Yulaswati, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, selaku Ketua Tim Pelaksana Nasional SDGs menyampaikan, "Kami sangat senang melihat bagaimana SDGs Financing Hub – Sekretariat Nasional SDGs memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Di antaranya, dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia. TRANSFORM menjadi mitra strategis dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Agenda 2030, dengan 17 pembangunan berkelanjutan menjadi jalan untuk masa depan yang lebih sejahtera, adil dan berkelanjutan."
Dominic Jermey, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, menambahkan, “Pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui TRANSFORM berperan penting dalam membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnisnya. Tujuan kami adalah menemukan solusi inovatif yang berdampak positif bagi tantangan global dan meningkatkan potensi mereka untuk berkembang dan berinvestasi lebih lanjut. Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris – Indonesia, kami berharap dapat memperdalam kemitraan di berbagai bidang, termasuk di sektor kesehatan dan pertanian, demi kepentingan masyarakat dan planet kita, sembari membawa kemakmuran dan perdamaian yang berkelanjutan.”
Tiga start-up yang terpilih dari 137 partisipan menawarkan solusi inovatif untuk melindungi lingkungan, memulihkan alam, serta menyediakan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi. Mereka melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis yang menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai, sebelum kemudian dinyatakan sebagai pemenang oleh tim panel TRANSFORM BESTARI dari Unilever, UK FCDO, EY Indonesia, dan SDGs Financing Hub.
Monika Prasodjo, Partner EY Indonesia, mengatakan “Memilih kandidat pemenang dari banyaknya usaha rintisan yang mendaftar bukan merupakan tugas yang mudah. Namun, proposal yang para pemenang sampaikan begitu menonjol, dan hal ini terlihat dari komitmen mereka untuk menangani perubahan sosial dan lingkungan melalui model bisnis yang berkelanjutan. EY berkomitmen untuk menciptakan dampak bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan melalui program EY Ripples. TRANSFORM, yang merupakan bagian dari EY Ripples, telah memberi kami kesempatan untuk membuktikan komitmen kami dalam mendukung keberlanjutan tersebut. Kami berharap para pemenang dapat memanfaatkan jaringan dan wawasan lokal mereka untuk memastikan program ini menemukan solusi efektif yang dapat menjawab tuntutan dan kebutuhan setempat.”
Perusahaan yang terpilih dalam program ini adalah:
● PT Kudeungoe Sugata mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi, yang juga menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan. Melalui dukungan dari TRANSFORM, Sugata akan lebih mendorong praktik inklusivitas dengan melibatkan lebih banyak perempuan dan pemuda dalam proses produksi, pemasaran, peningkatan efisiensi sumber daya, serta pengurangan emisi karbon.
Selain itu, Sugata berencana untuk mengeksplorasi insentif bagi petani untuk terlibat dalam kegiatan pengurangan karbon, sambil mengidentifikasi peluang komersial baru untuk limbah kakao guna meningkatkan mata pencaharian petani.
● Elevarm berinovasi melalui Vermikompos yang mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah yang kaya akan nutrisi, inisiatif ini dapat mendorong ekonomi sirkular melalui daur ulang limbah peternakan. Praktik ini bertujuan untuk merevitalisasi kondisi tanah guna meningkatkan produktivitas lahan dan secara signifikan berkontribusi terhadap pertanian berkelanjutan.
Dengan dukungan TRANSFORM, Elevarm berencana meningkatkan efektivitas proses produksi dan memperluas distribusi produk ke pasar baru. Selain itu, untuk memastikan pasokan bahan baku yang konsisten, Elevarm akan mengembangkan program pemberdayaan peternak sapi untuk berpartisipasi dalam inisiatif pengelolaan limbah peternakan mereka.
● TeleCTG adalah perusahaan teknologi milik Indonesia yang bertujuan merevolusi layanan kesehatan dengan teknologi berbasis telemedicine untuk para ibu di daerah perkotaan maupun pedesaan Indonesia. Proyek TRANSFORM mereka akan dilakukan di enam Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk meningkatkan deteksi dini faktor risiko dan meningkatkan kolaborasi antara pusat kesehatan dan rumah sakit rujukan.
Selain dana hibah, TRANSFORM akan memberikan dukungan bisnis berupa pengalaman praktis, sumber daya dan jaringan dari Unilever dan EY. Ketiga pemenang juga akan mendapatkan pendampingan lebih lanjut dari SDGs Financing Hub setelah periode pendanaan berakhir.
Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia, menambahkan, "TRANSFORM memberdayakan para wirausaha dengan wawasan dan pola pikir visioner yang memahami kebutuhan masyarakat serta bisa bekerja sama untuk mengimplementasikan solusi inovatif dalam penyelesaian masalah lingkungan dan sosial. Selain dana hibah yang diberikan, Unilever dan EY memberikan dukungan bisnis untuk membantu para usaha rintisan (start-up) dalam memberikan dampak nyata bagi bisnis mereka, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB di Indonesia,” tutup Nurdiana
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi