Percepat Swasembada Pangan dan Hilirisasi, Erick Thohir Pangkas Jumlah BUMN Karya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sektor infrastruktur memiliki peran vital dalam menunjang percepatan program swasembada pangan, energi, hingga hilirisasi.
Erick Thohir menyampaikannya saat konferensi pers dengan Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo di lobi utara kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (15/11/2024), ia mempertegas komitmen BUMN dalam mendukung percepatan program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu.
Baca Juga: Kemenperin Gelar Workshop INDI 4.0, Pacu Kesiapan IKM Terapkan Teknologi Digital
"Infrastruktur ini menjadi sebuah kunci kesuksesan dari swasembada energi, pangan, hilirisasi karena dengan infrastruktur itu kita bisa menekan seluruh biaya logistik di pelabuhan, bandara, jalan tol, maupun jalan-jalan yang ada di daerah," ujar Erick, dikutip dari siaran pers BUMN, Senin (18/11).
Untuk mencapai target tersebut, Erick juga akan melakukan konsolidasi terhadap tujuh BUMN karya seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya (Persero) menjadi hanya tiga BUMN karya.
"Tadi kita sudah bicara bahwa ketujuh BUMN ini nanti akan dipayungi oleh tiga induk, jadi ini hanya bagian kita restrukturisasi," ucap Erick.
Erick memastikan, perampingan jumlah BUMN karya tidak akan mengganggu penugasan dan percepatan yang ditargetkan pemerintah. Konsolidasi ini, lanjut Erick, akan mempercepat dan mendorong efektivitas dalam pelaksanaan program strategis nasional.
"InsyaAllah, kita akan jalankan. Terlebih lagi, sebelumnya kita telah melakukan restrukturisasi. Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa BUMN karya ini berada dalam kondisi sehat dan menjalankan efisiensi dengan baik," sambung Erick.
Tak hanya melakukan perbaikan dari aspek bisnis, Erick juga meneruskan program bersih-bersih di BUMN karya sebagai wujud komitmen menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Erick mengaku tidak segan-segan menghukum oknum yang melakukan pelanggaran hukum.
"Siapa pun yang melakukan pelanggaran, kemarin kita bekerja sama dengan Kejaksaan Agung, sudah banyak juga yang ditahan karena kasus-kasus. Jadi, direksi yang sekarang, kita yakini mereka benar-benar bekerja secara profesional, transparan, dan efisiensi, kita terus tekan," kata Erick.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: