Ditampilkan Secara Modern, Sanggar Gending Enem dan Bharata Gelar Pertunjukan Wayang Orang Gatotkaca
Kredit Foto: Istimewa
Sanggar Gending Enem kembali berkolaborasi dengan Wayang Orang Bharata dalam pagelaran Wayang Orang Gatotkaca, Ksatria dari Pringgondani. Pertunjukan yang merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan adiluhung kesenian Jawa ini didukung sederet pesohor seperti aktris Ira Wibowo dan Maudy Koesnaedi, penyanyi Dewi Gita, bankir Alexandra Askandar, serta wartawan senior dan penggiat budaya Ninok Leksono.
Wayang Orang Gatotkaca, Ksatria dari Pringgondani akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, pada Minggu, 20 Juli 2025 pukul 15.00–18.00 WIB. Pagelaran ini mengangkat kisah heroik Gatotkaca, ksatria sakti dari Pringgondani, yang menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan pengabdian.
“Pertunjukan ini merupakan wujud konkrit dari upaya kami untuk menghadirkan kembali kekayaan seni tradisi Indonesia dalam kemasan yang segar dan relevan bagi generasi masa kini. Kekuatan seni Wayang Orang digabungkan dengan elemen teater dan teknologi modern serta koreografi yang dinamis. Kami ingin menciptakan ruang baru di mana tradisi dan seni budaya dapat kembali dirayakan dan berkelanjutan,” ujar Leo Widodo, ketua panitia pagelaran dalam acara media gathering, Rabu (9/7) di Gedung Kesenian Jakarta.
Raden Gatotkaca yang dikenal memiliki kekuatan luar biasa dan memiliki julukan "otot kawat tulang besi" diperankan oleh Yodya Prasetyanto, seorang penari profesional.
“Tentunya saya harus berlatih keras sebagai peran utama Gatotkaca. Tantangan terbesar adalah bagaimana kharisma Gatotkaca bisa dikeluarkan. Untuk menghadirkan kegagahan Gatotkaca dengan karakternya yang tenang, rendah hati, dan suaranya yang berat merupakan tantangan tersendiri,” ungkap Yodya.
Sebagai raja di Kerajaan Pringgondani, Gatotkaca berpermaisuri Dewi Pergiwo, puteri dari Arjuna. Pergiwo diperankan oleh Ira Wibowo.
“Merupakan tantangan tersendiri, berperan sebagai Pergiwo, karena bukan hanya berlakon dan menari, tetapi peran sebagai istri Gatotkaca yang setia dan sangat mencintai suaminya ini, juga dituntut untuk menembang. Saya merasa bahagia sekali bisa kembali berkontribusi dalam pelestarian seni budaya Indonesia, bersama teman-teman dari Sanggar Gending Enem,” kata Ira, yang juga dikenal sebagai penggiat tari Jawa klasik itu
Maudy Koesnaedi berperan sebagai Kunti. Dia datang dari Bali untuk ikut latihan bersama.
“Saya senang bisa berpartisipasi dalam pelestarian seni tradisi seperti ini. Sekarang saya berdomisili di Bali jadi saya latihan sendiri. Saya dikirimkan video dan voice note untuk mendalami peran. Saya sudah ikut pentas bersama Gending Enem sejak pertama kali pagelaran,” kata mantan None Jakarte ini.
Bankir ayu dan canthas, Alexandra Askandar didapuk sebagai Dewi Supraba, bidadari yang dikenal karena kecantikannya yang luar biasa dan dianggap sebagai ratu dari para bidadari lainnya.
“Latar belakang saya bukan penari, namun saya berusaha untuk tampil optimal, tentunya dengan serius berlatih menari. Saya juga banyak membaca referensi tentang Dewi Supraba untuk lebih mendalami peran. Di tengah kesibukan, saya senang sekali bisa berpartisipasi dalam pentas Wayang Orang ini dan ikut berkontribusi melestarikan budaya Indonesia yang beragam,” kata Xandra.
Wartawan senior sekaligus penggiat budaya Ninok Leksono berperan sebagai Semar, salah seorang punakawan.
“Berbicara tentang budaya, saat ini wayang kulit diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2003. Memang Wayang Orang belum, tapi semua kesenian tradisi harus kita jaga. Kita harus secara konsisten menunjukkan upaya-upaya pelestariannya, yaitu dengan membuat komunitas-komunitas seni budaya, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seni budaya seperti pagelaran ini. Dan Lestari budaya, tanggung jawabmu!" ujar anggota dewan pakar Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) ini.
Sementara penyanyi Dewi Gita tampil sebagai pengrawit.
“Saya orang Sunda yang ingin tahu tradisi budaya Jawa dan ingin belajar seluruh kesenian budaya di Indonesia. Sangat merasa terhormat diajak oleh komunitas Gending Enem dan dipercayakan sebagai narrator yang mengantar isi cerita dari awal sampai akhir. Mari kita cintai dan lestarikan budaya. Pagelaran ini akan sangat indah, mulai dari tata lampu dan panggung hingga visual art keren banget,” kata istri musisi Armand Maulana itu.
Sutradara pertunjukan ini, Moch Wahyudi atau lebih dikenal dengan nama Yudhi Bharata, memiliki portofolio yang mumpuni; mulai dari menyutradarai, menjadi koreografer, sampai menjadi pemeran utama Gatotkaca dalam drama sinema "Jabang Tetuko” (2010) yang telah dipentaskan di Senayan City Jakarta serta jadi duta seni UNESCO (2003) di Perancis.
“Kenapa mengambil lakon Gatotkaca? Supaya generasi sekarang tahu bahwa sebelum ada Superman dan Iron Man sudah lebih dulu ada superhero bernama Gatotkaca. Supaya anak-anak muda bisa mengambil hikmah dari sifat, karakter heroik dan kerendahan hati tokoh Gatotkaca” tutur Yudhi.
“Semoga dengan semangat melestarikan budaya, pertunjukan ini dapat menjadi ruang untuk menghidupkan lagi warisan leluhur dan menjembatani lintas generasi. Anak muda sekarang harus menyadari bahwa budaya itu keren. Culture is cool!” pungkas Leo Widodo, ketua panitia yang juga berperan sebagai Arjuna, menutup jumpa pers.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: