Terus Kembangkan Aplikasi Greenomina, Pertamina Permudah Masyarakat Hitung Emisi Karbon dan Aktif dalam Aksi Iklim
Kredit Foto: Istimewa
PT Pertamina (Persero) semakin gencar mengembangkan Greenomina, sebuah aplikasi inovatif yang tidak hanya mampu menghitung jejak karbon (carbon footprint) dari berbagai aktivitas, tetapi juga memantau serapan emisi serta menyediakan platform perdagangan karbon (carbon trading) yang terintegrasi.
Melalui Greenomina, Pertamina membangun ekosistem masyarakat yang sadar lingkungan, mulai dari mengajak pekerja melakukan efisiensi energi, pelari pada ajang Pertamina Eco RunFest bisa memperhitungkan emisinya untuk dikonversi menjadi bebas karbon, hingga perhitungan emisi dari penumpang pesawat dan mengimbangi emisinya masing-masing. Langkah ini memperluas ekosistem dekarbonisasi dari internal dan eksternal, serta memperkuat posisi Pertamina sebagai kontributor aktif dalam ekonomi karbon.
“Transformasi energi bukan hanya soal mengganti bahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan (EBT), tapi juga soal mengubah perilaku, kesadaran, dan budaya perusahaan maupun masyarakat. Greenomina adalah alat sekaligus gerakan untuk mendekatkan isu iklim ke kehidupan sehari-hari,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso.
Baca Juga: Catat Tanggalnya! Pertamina Eco RunFest 2025 Hadir dengan Konsep Ramah Lingkungan
Greenomina, singkatan dari Green and Net Zero Emission Pertamina, merupakan aplikasi kalkulasi emisi karbon yang dikembangkan oleh empat perwira muda Pertamina. Pengakuan kehandalan aplikasi ini, salah satunya dengan memenangkan Biznovation pada akhir 2022, serta juara dua pada ajang Gagasan Eco BUMN 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN. Aplikasi ini.
memungkinkan individu dan institusi menghitung emisi karbon dari berbagai aktivitas seperti perjalanan, penginapan, penggunaan listrik dan air, konsumsi makanan, hingga limbah, yang kemudian dapat dikompensasi dengan skema kredit karbon.
Emisi karbon, atau lebih tepatnya emisi karbon dioksida (CO₂), merupakan gas rumah kaca utama yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti transportasi, konsumsi listrik, produksi makanan, dan lainnya. Emisi ini berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim, karena menumpuk di atmosfer dan memerangkap panas bumi.
“Menghitung emisi karbon dari aktivitas yang kita lakukan menjadi hal yang penting, untuk memahami jejak lingkungan yang kita tinggalkan. Lebih penting lagi, agar kita bisa berkontribusi untuk mengurangi emisi atau mengimbanginya dengan memperdagangkan emisi karbon yang kita hasilkan, kepada pihak lain yang tidak memiliki emisi, atau disebut sebagai kredit karbon,” jelas Fadjar.
Sejak Januari 2025, Greenomina telah digunakan untuk program Carbon Neutral Business Trip Pertamina, yakni perhitungan emisi dari aktivitas perjalanan dinas pekerja Pertamina. Hingga kini, lebih dari 10.000 perjalanan dinas telah diukur emisinya lewat aplikasi ini. Selain itu, keterlibatan karyawan secara aktif memperkuat permintaan karbon internal dan membuka jalan bagi pemasaran kredit karbon dari proyek energi terbarukan seperti geothermal.
Baca Juga: Pertamina Gelar Pertamuda Seed & Scale 2025, Siapkan Mahasiswa Jadi Pengusaha Energi Global
Selain itu, pada berbagai acara, seperti Pertamina Eco RunFest 2024 ajang lari karbon netral (carbon neutral) pertama di Indonesia yang diikuti sekitar 21.000 peserta. Dengan bantuan Greenomina, seluruh jejak emisi dari acara Pertamina Eco Runfest 2024, mulai dari transportasi hingga konsumsi makanan para pelari dan pengunjung festival, dihitung dan dikompensasi secara ilmiah dan transparan.
Greenomina juga telah mendukung penerbangan perdana Pelita Air untuk rute perdana Jakarta–Banjarmasin pada November 2023, menjadi penerbangan carbon-neutral pertama di Indonesia. Selain itu, aplikasi ini tengah dijajaki untuk kolaborasi bersama sektor perhotelan dan pariwisata, seperti dengan Patra Jasa, untuk mewujudkan periode berlibur dan menginap dengan konsep carbon-neutral di berbagai destinasi nasional.
“Aplikasi ini memberikan kesadaran bagi masyarakat bahwa setiap orang bisa mengetahui emisi karbon dari aktivitas hariannya dan punya peran dalam mengurangi dampak lingkungan,” tambah Fadjar.
Keunggulan Greenomina terletak pada pendekatannya yang praktis, terbuka, dan berbasis standar global. Perhitungan emisi karbon menggunakan referensi dari lembaga internasional seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), International Civil Aviation Organization (ICAO), dan International Air Transport Association (IATA), dan terverifikasi secara ilmiah oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ini menjadikan Greenomina kredibel secara ilmiah sekaligus aplikatif untuk kebutuhan publik dan korporat.
Fadjar berharap, Greenomina dapat menjadi platform komersial berkelanjutan. Aplikasi ini membantu berbagai perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis carbon-neutral dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Pada akhirnya, Greenomina tidak hanya memperkuat komitmen Pertamina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: