Kredit Foto: Laras Devi Rachmawati
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) masih berjuang memperbaiki kinerja keuangan di tengah tekanan likuiditas dan defisiensi modal yang mendalam. Pada kuartal I-2025, emiten anak usaha Waskita Karya itu mencatat rugi bersih Rp87,4 miliar, membaik dibandingkan rugi Rp126 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, namun belum menunjukkan pemulihan signifikan.
Laporan keuangan tidak diaudit menunjukkan penurunan pendapatan menjadi Rp394,7 miliar dari Rp505,6 miliar pada kuartal I-2024. Penurunan ini turut menekan laba kotor dari Rp107,7 miliar menjadi Rp77,1 miliar. Meski beban usaha lebih efisien, tingginya beban keuangan yang mencapai Rp67,6 miliar tetap menggerus laba.
Kondisi likuiditas perusahaan turut memburuk. Posisi kas dan setara kas merosot tajam menjadi Rp62,5 miliar dari Rp205,7 miliar pada akhir 2024. Arus kas operasi juga tercatat negatif sebesar Rp143,7 miliar, jauh memburuk dibandingkan minus Rp6,3 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Beton WSBP Lolos Green Label Gold, Digunakan di Proyek LRT Jakarta
WSBP berupaya memperbaiki struktur keuangannya melalui restrukturisasi dan konversi utang menjadi saham senilai Rp38,2 miliar pada awal 2025. Namun, upaya tersebut belum berdampak signifikan terhadap ekuitas. Perusahaan masih mencatat defisiensi modal sebesar Rp1,6 triliun, lebih dalam dibandingkan akhir 2024 sebesar Rp1,55 triliun. Total aset tercatat Rp3,41 triliun, sementara total liabilitas mencapai Rp5,02 triliun, mencerminkan struktur permodalan yang tidak sehat dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) negatif.
Meski demikian, pada Semester I-2025, WSBP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp732,65 miliar, didorong efisiensi dan peningkatan utilitas produksi. Segmen precast masih mendominasi pendapatan dengan kontribusi 47,2%, diikuti readymix dan quarry sebesar 29,1%, serta jasa konstruksi 23,7%. Beban pabrik tidak produktif turun 61,3% menjadi Rp17,74 miliar.
“Transformasi operasional yang kami lakukan terbukti mendorong peningkatan utilitas produksi serta efisiensi biaya,” ujar Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, Kamis (17/7/2025).
Beban umum dan administrasi menyusut 18,91% menjadi Rp191,85 miliar, dan laba kotor tercatat Rp131,5 miliar dengan margin 17,95%. Perusahaan juga memperoleh pendapatan lain-lain sebesar Rp34,09 miliar dari penjualan aset nonproduktif.
Baca Juga: Penuhi Hak Kreditur, Waskita Beton (WSBP) Berencana Private Placement untuk Konversi Utang
Hingga akhir Juni, WSBP mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp474 miliar, dengan total nilai kontrak berjalan Rp1,76 triliun. Portofolio proyek mencakup Tol Palembang–Betung, LRT Jakarta Fase 1B, Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi, serta proyek pendidikan dan gedung pemerintahan di Papua Selatan.
Dari sisi restrukturisasi, hingga Maret 2025, pembayaran Cash Flow Available for Debt Service (CFADS) ke-V mencapai Rp107,68 miliar, dengan total pembayaran senilai Rp429,4 miliar. Proses konversi saham melalui skema PMTHMETD juga telah mencapai 90% dari target.
WSBP sebelumnya sempat menghadapi ancaman delisting akibat suspensi saham sejak 2022. Namun, suspensi tersebut dicabut oleh Bursa Efek Indonesia pada Maret 2023 setelah perusahaan memenuhi kewajiban tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: