69.000 Ton Baja Bakal Diekspor Tata Metal Lestari Sepanjang Tahun 2025

PT Tata Metal Lestari kembali menegaskan eksistensinya dalam pasar internasional dengan mengekspor 10.000 ton baja lapis ke Amerika Serikat (AS) senilai US$12,6 juta. Hal ini menjadi wujud ketangguhan industri baja nasional.

VP of Operations Tata Metal, Stephanus Koeswandi menyebut pengiriman ini merupakan bagian dari strategi ekspansi agresif perusahaan ke pasar global, di tengah masih diberlakukannya tarif impor tinggi melalui kebijakan Section 232 di AS.

Baca Juga: Menperin: AS Bergantung ke Produk Baja Indonesia

“Bulan Februari kami ekspor 5.000 ton, kemudian terus meningkat setiap bulan hingga Juli ini mencapai 10.000 ton, atau sekitar 14,5% dari total target ekspor 2025 yang sebesar 69.000 ton,” ujar Koeswandi, dilansir Sabtu (19/7).

Stephanus menambahkan, volume ekspor tahun ini mengalami lonjakan sebesar 133% dibandingkan tahun 2024. Hal ini membuktikan daya saing produk baja daru Indonesia.

“Ini adalah bukti bahwa produk nasional mampu menjawab kebutuhan industri konstruksi global, khususnya dalam pasar dari Amerika,” jelasnya.

PT Tata Metal mencatat bahwa kontribusi ekspor menyumbang 30–40% dari total penjualan perusahaan, menjadikannya salah satu penopang penting bagi penguatan ekonomi berbasis industri dalam negeri.

Dalam pengapalan kali ini, perusahaan mengekspor tiga jenis produk baja lapis, yaitu: BJLAS (Baja Lapis Aluminium Seng) bermerek Nexalume, BJLS (Baja Lapis Seng) bermerek Nexium dan BJLS Warna bermerek Nexcolor

Produk tersebut telah melalui proses pelapisan baja dan pelapisan warna sesuai standar internasional, dan digunakan sebagai bahan baku roll-former di industri konstruksi Amerika Serikat.

Baca Juga: Hadapi Persaingan Usaha, Krakatau Steel (KRAS) Perkuat Sinergi Guna Menjadi Pemimpin Industri Baja

“Kami pastikan kualitas produk memenuhi standar global agar bisa bersaing di pasar ekspor dan memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi nasional,” tutur Stephanus.