Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dihadang Sejumlah Tantangan, Ini yang Dilakukan Astra Agro dalam Menjalankan Komitmen 3 Years Action Plan

        Dihadang Sejumlah Tantangan, Ini yang Dilakukan Astra Agro dalam Menjalankan Komitmen 3 Years Action Plan Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) menegaskan komitmennya dalam merealisasikan rencana aksi 3 tahun (3 Years Action Plan) yang dibuat bersama seluruh pemangku kepentingan. Rencana aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari Astra Agro untuk menjawab isu yang menjadi keluhan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Friends of the Earth (FoE) terhadap tiga anak usaha AAL, yakni PT Agro Nusa Abadi (ANA), PT Mamuang (MMG), dan PT Lestari Tani Teladan (LTT).

        Astra Agro menggandeng Cipta Rukun Upaya (CRU), EcoNusantara (ENS), Tani Center IPB, dan Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) untuk memperkuat standar Perusahaan dalam mengimplementasikan kebijakan keberlanjutan.

        Direktur Cipta Rukun Upaya Arief Wicaksono memaparkan bahwa dalam sebuah pencapaian resolusi memerlukan waktu yang tidak singkat. Menurutnya dalam menyelesaikan resolusi perlu ada assesment mendalam terkait subjek serta kejelasan objek konflik sehingga gesekan dapat ditangani dengan tepat.

        “Bagi kami ini merupakan langkah maju yang dilakukan Astra Agro, komitmen yang sangat kuat terhadap penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) melalui pembekalan uji tuntas yang diinsiasi tidak hanya pada entitas yang menjadi perhatian, namun juga diseluruh operasional bisnisnya,” ujar Arief.

        Menurutnya, Astra Agro menjadi pionir atau pertama di Industri sawit yang mulai mengkaji kebijakan untuk menghindari indikasi serta yang memiliki potensi resiko melanggar HAM atau Human Rights Due Diligence. “Apalagi Astra Agro telah menambahkan ke dalam rencana aksi, sehingga artinya Astra Agro optimistis dengan komitmen ini,” tegasnya.

        Bersama dengan CRU Indonesia, Astra Agro melakukan penyelenggaraan pelatihan menyeluruh terkait Human Rights Due Diligence (HRDD) dalam implementasi Action Plan yang telah disepakati dengan berbagai pihak.

        Adapun kerja sama dengan Tani Center IPB untuk meningkatkan pemahaman dan pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka memperkuat kapasitas kelompok perempuan, Astra Agro melakukan kolaborasi melalui kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil Relawan untuk Orang dan Alam (ROA). Sementara dengan didampingi oleh ENS, Astra Agro kembali merilis laporan perkembangan terbaru implementasi tahun pertama dari Rencana Aksi 3 Tahun yang disusun sebagai tindak lanjut atas laporan verifikasi independen oleh ENS. Dalam penyusunannya, rencana aksi ini mengintegrasikan rekomendasi yang tertuang dalam laporan ENS dan melibatkan konsultasi aktif dengan berbagai pemangku kepentingan utama. Diantaranya kalangan akademisi, komunitas masyarakat lokal, dan aparatur desa. Hal tersebut guna menjamin transparansi serta kesesuaian dengan prinsip Persetujuan atas Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan (FPIC).

        Direktur Astra Agro Lestari Bandung Sahari menyampaikan selama perjalanan implementasi Action Plan dalam setahun belakangan perseroan menghadapi beberapa tantangan, diantaranya adalah dinamika klaim lahan yang saling tumpang tindih sehingga dapat memicu konflik horizontal diantara komunitas, dan kompleksitas persoalan di tingkat tapak. Oleh sebab itu, Astra Agro mengharapkan kerja sama dari seluruh pihak yang terlibat untuk duduk bersama merumuskan upaya penyelesaikan yang konstruktif.

        “Dalam mengimplementasikan rencana aksi, Astra Agro menekankan pada hasil yang terukur, keterlibatan yang inklusif, dan kolaborasi yang berkesinambungan, karena kami percaya bahwa kerjasama, dan berbagi data menjadi sangat penting untuk menyelesaikan keluhan,” tegas Bandung.

        Menurutnya, Kendati menghadapai tantangan, hal tersebut tidak menyurutkan komitmen Astra Agro untuk mencapai resolusi atas setiap keluhan yang diterima. Bandung pun mengingatkan pentingnya bagi semua pihak untuk terlibat secara konstruktif dalam dialog terbuka dan berbagi bukti yang lebih konkrit dengan Astra Agro dan pihak-pihak berkepentingan.

        Senada dengan itu, Eko Cahyono, Peneliti Sajogyo Institute mengungkapkan bahwa dalam mencapai resolusi perlu ada kolaborasi. Pun kolaborasi tersebut harus bersifat substantif, bukan hanya prosedural. “Hal terpenting adalah duduk bersama dan saling mengutarakan apa yang diinginkan masyarakat,” katanya.

        Bagi Eko Cahyono, keberhasilan sebuah resolusi menyangkut beberapa hal seperti leadership, pendekatan, serta komunikasi yang tepat agar semua merasa perlu untuk duduk bersama mencapai kesepakatan.

        Sementara itu Chief Executive Officer ENS, Zulfahmi mengatakan sebelum implementasi, Astra Agro telah berkomitmen kuat untuk menjalankan rencana aksi yang diusulkan untuk mencapai resolusi konflik. Adapun dalam laporan perkembangan terbaru implementasi Action Plan telah terjadi dialog multipihak yang menjadi pencapaian penting dalam tahun pertama implementasi. Dialog tersebut berhasil mempertemukan perwakilan masyarakat, LSM lokal, dan pemerintah daerah pada Februari dan Mei 2025 di Palu. Proses ini dipandang sebagai titik balik dalam membangun kesepahaman menuju penyelesaian jangka panjang.

        Astra Agro juga telah melakukan pendekatan yang memprioritaskan keterlibatan dan kolaborasi aktif. Diantaranya bersama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), serta pemangku kepentingan internasional pada berbagai pertemuan tatap muka di Bangkok, Kuala Lumpur, dan Singapura.

        Untuk ketiga anak usaha Astra Agro memiliki kemajuan signifikan dalam mengimplementasikan rencana aksi. Misalnya PT LTT, berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Towiora dengan menyediakan lahan pemakaman umum seluas 1,2 hektar yang disertai pembangunan infrastruktur yang kini telah rampung dan siap digunakan.

        Selain itu, perusahaan juga menyelenggarakan pelatihan pemakaman jenazah yang bekerja sama dengan pondok pesantren setempat, serta memberikan dukungan terhadap sarana ibadah masyarakat.

        Bandung Sahari menambahkan dalam aspek lingkungan, PT LTT terus melakukan pemantauan udara, air, dan tanah secara berkala dengan melibatkan warga dan laboratorium independen. “Hasil pengujian laboratorium menunjukkan tidak ada pelanggaran terhadap standar lingkungan yang berlaku seperti yang telah disebutkan dalam laporan verifikasi,” ujarnya.

        Sementara itu, PT Mamuang mencatat kemajuan dengan pendekatan berbasis dialog bersama tokoh masyarakat setempat untuk menjalankan program pelatihan pertanian berkelanjutan (Good Agricultural Practices/GAP) yang anggota Kelompok Tani Sinar Rio Jaya.

        Dan anak usaha Astra Agro, PT ANA mengambil pendekatan partisipatif dengan membangun forum-forum dialog terbuka yang melibatkan warga, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat untuk mencapai resolusi, tentunya guna menemukan solusi damai yang berbasis pada pemahaman bersama.

        Baginya dalam kondisi sosial yang dinamis dan sensitif, perusahaan menempatkan transparansi dan empati sebagai prinsip utama dalam membangun harmoni sosial. Astra Agro secara konsisten menyatakan komitmen untuk membuka dialog dan mengajak secara konstruktif seluruh pihak duduk bersama dalam mencapai solusi. ”Dengan prinsip keterbukaan, Astra Agro percaya bahwa perbaikan berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui partisipasi luas dan akuntabilitas bersama,” pungkas Bandung Sahari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel: