Emiten Bakrie Grup (BRMS) Tanggapi Kabar Rencana Pembangunan Fasilitas Emas Mirip Antam

Emiten Bakrie Grup, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menanggapi kabar soal rencana pembangunan fasilitas pemurnian emas seperti yang dimiliki PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).

Menanggapi hal itu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BRMS, Muhammad Sulthon, menyatakan bahwa pada Rabu (13/8/2025), Perseroan diwakili oleh Herwin Hidayat, selaku Direktur Investor Relations, berpartisipasi dalam acara online discussion dengan tema "Emiten Corner" yang diselenggarakan oleh Reliance Sekuritas Indonesia. 

Dalam acara tersebut, Herwin Hidayat memberikan tanggapannya atas beberapa pertanyaan dari peserta, termasuk soal rencana Perseroan untuk membangun fasilitas pemurnian sendiri dan sumber pendanaan untuk pengembangan aset-aset Perseroan.

Baca Juga: Laba Bersih Terbang 136%, BRMS Milik Bakrie Group Bersiap Produksi Emas Bawah Tanah

"Bapak Herwin Hidayat memberikan penjelasan bahwa Perseroan belum memiliki rencana untuk membangun fasilitas pemurnian sendiri dikarenakan biaya pemurnian (processing fee) yang masih terjangkau. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bagi Perseroan untuk melakukan pengkajian untuk pembangunan fasilitas pemurnian di masa depan," kata Muhammad Sulthon.

Adapun terkait pengembangan aset-aset Perseroan, antara lain penyelesaian pembangunan tambang emas bawah tanah di Palu, kegiatan pengeboran untuk menemukan mineralisasi di Gorontalo, dan kelanjutan kegiatan eksplorasi di Banten dan di Aceh, Perseroan dan anak usahanya sedang dalam proses mendapatkan fasilitas pendanaan dari beberapa bank untuk keperluan belanja modal dan modal kerjanya masing-masing.

Baca Juga: Maybank Sekuritas Diam-diam Jual 374 Juta Saham Tambang Emas Bakrie Grup (BRMS)

"Dalam hal Perseroan telah memiliki rencana pasti terkait pembangunan fasilitas pemurnian dan dalam hal proses perolehan fasilitas pendanaan telah dilakukan, Perseroan akan menyampaikan siaran pers maupun keterbukaan informasi resmi kepada otoritas pasar modal (Bursa, OJK) dan komunitas pasar modal (publik)," ujar Muhammad Sulthon.