- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Semester I 2025, Produksi Gasoline Kilang Pertamina Plaju Capai 2,3 Juta Barel
Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang, Sumatera Selatan mencatatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Gasoline sebesar 2,3 juta barel hingga akhir Juni 2025. Realisasi itu telah mencapai 56,6 persen dari target tahunan 4,2 juta barel sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
Sepanjang semester I 2025, produksi Gasoline di kilang ini rata-rata mencapai lebih dari 395 ribu barel per bulan. Seluruh produksi kemudian disalurkan ke PT Pertamina Patra Niaga (Subholding Commercial & Trading) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari menegaskan capaian tersebut tidak lepas dari sinergi berbagai pihak dalam menjaga rantai pasok crude.
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Akuisisi 14% Saham Patra SK
“Pencapaian di semester pertama 2025 ini merupakan hasil kerja keras seluruh pekerja, serta dukungan dari Pertamina Group, aparat keamanan, dan seluruh stakeholder. Kilang Pertamina Plaju akan terus mengoptimalkan kinerja agar target produksi tahunan dapat tercapai dengan baik,” ujar Rachmi dalam keterangan resmi, Kamis (21/8/2025).
Untuk menjamin pasokan crude, kilang ini memanfaatkan suplai dari berbagai daerah domestik melalui jalur laut. Selain itu, Kilang Pertamina Plaju juga mengoptimalkan crude lokal dari area Sumbagsel, khususnya wilayah sekitar Prabumulih dan perbatasan Jambi, yang dialirkan langsung melalui jaringan pipa.
Untuk diketahui, Kilang Pertamina Plaju merupakan kilang pengolahan minyak tertua di Indonesia. Kilang ini memiliki kapasitas produksi 120 MBSD atau setara 12 % dari total kapasitas kilang dimiliki Pertamina.
Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Siapkan Strategi Khusus untuk Transisi Energi
Dari total kapasitas tersebut, sekitar 55% produk yang dihasilkan berupa bahan bakar minyak (BBM) seperti Solar (minyak diesel), Biosolar, Pertalite, dan Avtur (aviation turbine fuel/BBM pesawat).
Sekitar 20% merupakan produk bottom seperti Low Sulphur Fuel Oil (LSFO), Marine Fuel Oil (MFO), dan Decant Oil. Sementara 6% terdiri dari produk non-bahan bakar minyak (Non-BBM) seperti Polytam (Polypropylene Tanjung), Solvent Base Para-xylene (SBPX), dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Sisanya 19% adalah produk intermedia berupa Naphta, Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO), serta Light Residue (L. Res).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: