Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II 2025: Defisit Menurun, Cadangan Devisa Tetap Kuat

        Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II 2025: Defisit Menurun, Cadangan Devisa Tetap Kuat Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2025 menunjukkan kondisi yang relatif terjaga di tengah ketidakpastian global. Secara keseluruhan, NPI mencatat defisit sebesar USD 6,7 miliar, meski posisi cadangan devisa tetap tinggi di angka USD 152,6 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah jangka pendek. Angka ini berada jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

        Defisit transaksi berjalan tercatat relatif rendah, yaitu sebesar USD 3,0 miliar (0,8% PDB), meningkat dari defisit USD 0,2 miliar (0,1% PDB) pada triwulan I 2025. Perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:

        • Neraca perdagangan barang masih mencatat surplus signifikan sebesar USD 10,58 miliar, meski lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Ekspor barang mencapai USD 67,98 miliar, naik dari USD 65,95 miliar di TW I, didukung terutama oleh komoditas nonmigas seperti produk agrikultur, mesin dan alat transportasi, serta bahan kimia. Sementara itu, impor barang juga meningkat menjadi USD 57,39 miliar dari USD 52,95 miliar.
        • Ekspor migas masih tertekan seiring penurunan harga minyak dunia yang rata-rata berada di level USD 65,69 per barel pada Agustus 2025, sehingga defisit migas tetap ada meski mengecil.
        • Neraca jasa tetap defisit sebesar USD 5,5 miliar, terutama dipengaruhi biaya transportasi dan perjalanan luar negeri.
        • Neraca pendapatan primer juga defisit cukup besar, mencapai USD 9,8 miliar, sejalan dengan pembayaran dividen, bunga, dan imbal hasil investasi asing.
        • Sebaliknya, neraca pendapatan sekunder membukukan surplus USD 1,7 miliar, ditopang oleh remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang jumlahnya terus meningkat hingga 4 juta orang, serta tambahan hibah dari luar negeri.

        Baca Juga: Bos Indodax: Stablecoin Rupiah Perlu Dukungan BI dan OJK

        Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2025 mencatat defisit sebesar USD 5,2 miliar, berbeda dengan net inflow pada triwulan sebelumnya.

        • Investasi langsung (FDI) tetap positif, bahkan meningkat menjadi USD 2,6 miliar, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
        • Investasi portofolio mencatat defisit kecil, dipengaruhi arus keluar modal asing dari surat utang domestik di tengah ketidakpastian pasar global, meskipun sebagian masih mencatat surplus sekitar USD 1,0 miliar pada periode tertentu.
        • Investasi lainnya mengalami tekanan. Pada satu sisi, terdapat pembayaran pinjaman luar negeri swasta yang cukup besar, namun di sisi lain juga terdapat penarikan pinjaman baru oleh korporasi.

        Bank Indonesia menegaskan akan terus mencermati dinamika global, termasuk perlambatan ekonomi dan fluktuasi harga komoditas, yang berpotensi memengaruhi prospek NPI. Ke depan, kinerja NPI 2025 diperkirakan tetap sehat, dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran 0,5%–1,3% PDB, serta dukungan surplus dari transaksi modal dan finansial yang didorong oleh arus masuk modal asing dan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: