Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kucing Uya Kuya dan Eko Patrio Dijarah, AAUI Ingatkan Pentingnya Asuransi Hewan

        Kucing Uya Kuya dan Eko Patrio Dijarah, AAUI Ingatkan Pentingnya Asuransi Hewan Kredit Foto: Azka Elfriza
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyoroti pentingnya asuransi hewan peliharaan setelah kasus penjarahan menimpa rumah artis sekaligus anggota DPR RI, Uya Kuya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Puluhan kucing hasil breeding miliknya dilaporkan hilang, diduga ikut dijarah saat kericuhan. Nasib serupa dialami anggota DPR Fraksi PAN, Eko Patrio, yang juga kehilangan kucing jenis Maine Coon. Beruntung, hewan peliharaan Eko berhasil diamankan warga sekitar.

        Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menilai insiden ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk memahami urgensi perlindungan asuransi hewan. Menurutnya, pasar asuransi hewan di Indonesia masih sangat terbatas, namun menyimpan potensi pertumbuhan di masa depan.

        “Asuransi hewan itu kan hanya terbatas di Indonesia ini memang belum banyak. Jadi memang ini lebih kepada hewannya pun hewan tertentu, kucing, anjing, dan beberapa hewan peliharaan yang nilainya pun tinggi,” ujar Budi dalam Konferensi Pers Industri Asuransi Umum Kuartal II, Senin (1/9/2025).

        Baca Juga: Eko Patrio dan Uya Kuya Dinonaktifkan sebagai Anggota DPR

        Produk asuransi hewan di Indonesia umumnya mencakup biaya kesehatan. Beberapa perusahaan asuransi, seperti Sinarmas dan Zurich, telah menawarkan layanan ini. Namun, Budi menekankan produk tersebut belum sekomprehensif di luar negeri, termasuk perlindungan terhadap risiko pencurian atau penjarahan.

        “Di luar negeri sih ada, pet insurance itu ada. Di sini juga sudah ada. Sinarmas ada, Zurich ada. Apakah menjamin juga terhadap kecurian, kecolongan, itu di luar negeri kita belum tahu,” jelasnya.

        Budi menambahkan, tantangan utama pengembangan asuransi hewan di Indonesia adalah rendahnya literasi dan inklusi asuransi. Kesadaran masyarakat untuk melihat asuransi sebagai kebutuhan masih minim.

        Baca Juga: Lebih Sulit Merawat Kucing Dibandingkan Harimau? Gini Kata Alshad Ahmad

        “Peluang ke depannya ya ada peluang tinggal kesadaran masyarakat itu membutuhkan asuransi. Kalau asuransi diwajibkan sudah otomatis, tapi masalah kebutuhan masyarakat terhadap asuransi ini kan masih rendah. Literasi kita masih rendah apalagi inklusinya,” katanya.

        Meski demikian, Budi menilai kesadaran publik mulai tumbuh seiring banyaknya kasus risiko terhadap hewan peliharaan. Ia menegaskan bahwa pengalaman seperti yang menimpa Uya Kuya dan Eko Patrio dapat menjadi pembelajaran.

        “Tapi ini suatu pembelajaran lagi bagi masyarakat melihat kondisi yang terjadi 2-3 hari terakhir ini, perlunya kita menyadari berasuransi,” tutup Budi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Azka Elfriza
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: