Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjalanan IKEA dari Småland ke Indonesia dan Puluhan Negara Lainnya hingga Sukses Merevolusi Dunia Furnitur

        Perjalanan IKEA dari Småland ke Indonesia dan Puluhan Negara Lainnya hingga Sukses Merevolusi Dunia Furnitur Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dengan desain minimalis, fungsional, dan harga terjangkau, IKEA berhasil menembus batas demografis, menjadi pilihan favorit banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat.

        Kisah IKEA berawal pada tahun 1943 ketika seorang remaja berusia 17 tahun asal Småland, Swedia, bernama Ingvar Kamprad mendirikan usaha kecil dengan modal dari hadiah ayahnya. Nama IKEA merupakan singkatan dari Ingvar Kamprad, Elmtaryd (nama pertanian keluarganya), dan Agunnaryd (desa tempat ia dibesarkan).

        Pada awalnya, IKEA menjual barang-barang rumah tangga sederhana melalui pesanan pos. Titik balik datang pada tahun 1948 ketika Kamprad mulai menjual furnitur hasil karya pengrajin lokal. Inovasi besar kemudian lahir pada tahun 1956 saat IKEA memperkenalkan konsep furnitur flat-pack, produk dikemas dalam kotak datar agar mudah diangkut, hemat ruang, dan harganya jauh lebih terjangkau. Ide brilian ini muncul dari masalah sederhana: bagaimana membuat meja muat ke dalam mobil.

        Konsep tersebut tidak hanya menekan biaya, tetapi juga memberi kebebasan pada pelanggan untuk merakit furnitur sesuai kebutuhan. Sejak saat itu, IKEA semakin identik dengan “Democratic Design”: kombinasi harga terjangkau, kualitas, fungsi, bentuk, dan keberlanjutan.

        Pada 1958, IKEA membuka toko pertamanya di Älmhult dengan konsep self-service, yang kemudian menjadi model semua toko IKEA di dunia. Seiring berjalannya waktu, IKEA juga memperkenalkan berbagai inovasi lain, termasuk restoran di dalam toko untuk memastikan pelanggan tetap nyaman saat berbelanja.

        Hari ini, IKEA hadir di puluhan negara mulai dari Eropa, Amerika, Asia, hingga Timur Tengah dan Australia. Jaringan globalnya membuat IKEA menjadi salah satu peritel furnitur paling berpengaruh di dunia.

        Meski toko pertamanya baru dibuka pada tahun 2014, hubungan IKEA dengan Indonesia sudah dimulai jauh lebih awal. Sejak tahun 1990, IKEA hadir lewat IKEA Supply, yaitu kerja sama dengan pemasok lokal untuk memproduksi produk-produk furnitur berbahan kayu dan rotan yang kemudian dipasarkan secara global.

        Baca Juga: Suksesnya Alexander Tedja, dari Bisnis Layar Lebar hingga Jadi 'Raja Mall' Indonesia

        Butuh waktu 24 tahun hingga akhirnya IKEA membuka toko fisik pertamanya di Alam Sutera, Tangerang, pada 15 Oktober 2014. Kehadiran toko tersebut langsung disambut antusias masyarakat. Dalam tahun pertamanya saja, IKEA Alam Sutera mencatat 2,5 juta pengunjung. Kekhawatiran awal bahwa konsep do-it-yourself (DIY) tidak cocok dengan budaya Indonesia pun terbantahkan, karena justru dianggap unik dan menyenangkan.

        Kini, IKEA Indonesia beroperasi di berbagai kota besar seperti Tangerang, Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Bali. Tidak hanya mengandalkan megastore, IKEA juga memperkenalkan city store seperti di Mal Taman Anggrek, serta Pick-up Point di kota-kota seperti Solo dan Semarang, sehingga akses pelanggan semakin mudah.

        IKEA Indonesia tidak hanya menjual furnitur, tetapi juga aktif berkolaborasi dengan komunitas lokal. Melalui program “Teras Indonesia” yang diluncurkan pada 2017, IKEA memberikan ruang gratis bagi UMKM lokal untuk memasarkan produk tradisional mereka. Hingga kini, lebih dari 900 UMKM telah merasakan manfaat program tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: