Kredit Foto: Istimewa
PT Pertamina (Persero) memastikan akan melepas bisnis penerbangan yang selama ini dijalankan melalui anak usahanya, PT Pelita Air Service (PAS). Keputusan tersebut sejalan dengan strategi perseroan untuk memperkuat fokus pada bisnis inti di sektor energi.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
"Pertamina akan lebih fokus kepada core bisnis Pertamina pada bidang oil and gas dan renewable energy. Dengan demikian, untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara akan kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ungkap Simon.
Baca Juga: Pelita Air Resmi Buka Rute Internasional Perdana Jakarta–Singapura
Sebagai bagian dari langkah spin off, Pertamina tengah menjajaki opsi penggabungan Pelita Air dengan maskapai pelat merah Garuda Indonesia.
"Sebagai contoh, untuk airline kami, kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia. Begitu juga untuk sektor insurance, sektor pelayanan kesehatan, hospitality, patrajasa tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara," kata Simon.
PT Pelita Air Service (PAS) sendiri merupakan anak usaha Pertamina yang telah berdiri sejak 1970. Awalnya didirikan untuk mendukung eksplorasi dan eksploitasi migas, perusahaan ini kemudian berkembang menjadi penyedia layanan penerbangan komersial berjadwal, charter, hingga mendukung distribusi bahan bakar satu harga di Papua.
Baca Juga: Soal Isu Merger Garuda, Citilink, dan Pelita Air, Alvin Lie: Lebih Baik Aliansi
Hingga akhir 2023, Pelita Air mengoperasikan 10 unit Airbus A320-214 yang melayani rute ke berbagai kota di Indonesia. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta Pusat dan memiliki tiga cabang di Halim Perdanakusuma, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, serta Pinang Kampai.
Dalam sejarahnya, Pelita Air mencatat rekor 37.884 jam penerbangan periode 2014–2017, mengoperasikan 5 pangkalan dasar, 15 helikopter, dan 9 pesawat fixed wing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: