Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peternakan Sumbang Rp349 Triliun, RI Masih Defisit Daging Sapi

        Peternakan Sumbang Rp349 Triliun, RI Masih Defisit Daging Sapi Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Subsektor peternakan mencatat kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dengan nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp349 triliun pada 2024, setara 12,54% dari total PDB sektor pertanian senilai Rp2.791 triliun. Namun, Indonesia masih menghadapi defisit pada komoditas daging sapi dan susu.

        Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, saat membuka ILDEX Indonesia 2025 – The 7th International Livestock, Dairy, Meat Processing

        and Aquaculture Exposition, pameran peternakan berskala internasional yang diinisiasi oleh Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) bekerja sama dengan VNU Asia Pacific, Selasa (16/9/2025).

        Menurut Agung, nilai produk peternakan tahun lalu didominasi oleh telur ayam senilai Rp192,5 triliun, daging ayam Rp144,8 triliun, daging sapi Rp77,68 triliun, dan susu segar Rp19,4 triliun. 

        “Melalui ILDEX ini diharapkan lahir banyak business deal yang dapat mendorong peningkatan PDB peternakan dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujarnya.

        Dari sisi produksi, Indonesia telah mencatat surplus pada daging ayam ras dan telur ayam ras. Tahun 2024, produksi daging ayam ras mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan nasional 3,72 juta ton. Untuk telur, produksi mencapai 6,3 juta ton, sementara kebutuhan hanya 6,2 juta ton.

        Namun, Indonesia masih mengalami defisit pada daging sapi dan susu. Kebutuhan nasional daging sapi pada 2024 mencapai 0,77 juta ton, sementara produksi hanya 0,3 juta ton atau 48% dari kebutuhan. Defisit serupa terjadi pada susu, dengan kebutuhan 4,7 juta ton dan produksi nasional baru 1 juta ton.

        Agung menjelaskan pemerintah tengah menjalankan program Percepatan Pemenuhan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) dengan peta jalan 2025–2035. Rencana intervensi antara lain mendatangkan impor 1 juta ekor sapi perah dan 1 juta ekor indukan sapi potong pada periode 2025–2029.

        “Total komitmen swasta untuk periode itu sudah mencapai 998.595 ekor sapi perah dan 577.000 ekor sapi potong indukan. Kami mengajak pelaku usaha berinvestasi di bidang pembibitan, pembiakan, dan budidaya sapi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” tutur Agung.

        Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kinerja ekspor komoditas peternakan hingga Juni 2025 tercatat US$688 juta atau sekitar Rp11,28 triliun, naik 6,04% dibanding periode sama 2024. Volume ekspor juga tumbuh 25,8% menjadi 278,6 ribu ton.

        Kementerian Pertanian menegaskan subsektor peternakan memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi, pemberdayaan desa, dan ketahanan pangan menuju visi Indonesia Emas 2045.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: