Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Turun 4,4%, Unilever Bidik Pemulihan dan Stabilitas Margin di 2025

        Penjualan Turun 4,4%, Unilever Bidik Pemulihan dan Stabilitas Margin di 2025 Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menegaskan komitmennya menjaga profitabilitas di tengah tekanan inflasi dan volatilitas rupiah dengan mengandalkan pemulihan portofolio merek utama serta langkah efisiensi berkelanjutan. 

        Emiten barang konsumen ini juga melanjutkan program pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp2 triliun hingga akhir Oktober 2025 sebagai bentuk dukungan terhadap nilai saham dan kepercayaan investor.

        Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap mengatakan, 14 merek utama perusahaan yang berkontribusi sekitar 55% terhadap total bisnis kembali menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun ini. 

        Baca Juga: 'Reshuffle' Direksi dan Komisaris, Mantan Bos Unilever Hiasi Wajah Baru Telkom!

        Di antaranya adalah Pepsodent, Royco, Lifebuoy, Rinso, dan Bango, yang mengalami peningkatan penjualan berkat inovasi produk dan relaunch di beberapa kategori.

        “Kami melihat momentum pemulihan yang kuat pada merek-merek inti berkat inovasi relevan dan pendekatan pemasaran yang adaptif terhadap perubahan perilaku konsumen,” ujar Benjie dalam paparan publik, Rabu (15/10/2025). 

        Ia menambahkan, fokus perusahaan adalah memperkuat merek unggulan dan mempertahankan relevansi produk bagi berbagai segmen pasar.

        Dari sisi keuangan, Direktur Keuangan Unilever Indonesia Neeraj Lal melaporkan bahwa penjualan bersih perusahaan pada semester I-2025 turun 4,4% dibanding periode sama tahun lalu. Namun, pada kuartal II-2025 tercatat pemulihan signifikan dengan tren perbaikan margin dan volume penjualan. 

        “Kami melihat trajektori positif menjelang paruh kedua tahun ini,” kata Neeraj.

        Neeraj menekankan, perusahaan mengimplementasikan sejumlah langkah efisiensi dan pengendalian biaya untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga bahan baku dan pelemahan nilai tukar rupiah. Fokus utama diarahkan pada peningkatan produktivitas dan optimalisasi rantai pasok guna menjaga stabilitas margin.

        Sebagai bagian dari strategi mempertahankan nilai bagi pemegang saham, Unilever melanjutkan program share buyback senilai Rp2 triliun yang diumumkan awal tahun ini. 

        Program tersebut akan berlangsung hingga akhir Oktober 2025, dengan harga pembelian maksimal Rp1.700 per saham. 

        Baca Juga: BEI Pelototi Pergerakan Saham Mustika Ratu (MRAT) Imbas Harga Naik Tajam

        “Langkah ini mencerminkan keyakinan kami terhadap fundamental bisnis jangka panjang serta komitmen pada pemegang saham,” ujar Neeraj.

        Benjie menambahkan, strategi Unilever pada 2025 berfokus pada keseimbangan antara pertumbuhan dan ketahanan margin melalui efisiensi operasional, inovasi, dan pengelolaan modal kerja yang disiplin. 

        “Kami percaya kombinasi antara pemulihan merek inti dan pengendalian biaya yang ketat akan menjaga kinerja solid di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” katanya.

        Dengan strategi tersebut, Unilever optimistis dapat mempertahankan posisi sebagai salah satu pemain utama di industri barang konsumen cepat saji (FMCG) Indonesia, sekaligus menjaga kepercayaan pasar terhadap kinerja keuangannya sepanjang 2025.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: