Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Nilai Dorongan Bahlil agar Freeport Serap Konsentrat Amman Tepat

        Pengamat Nilai Dorongan Bahlil agar Freeport Serap Konsentrat Amman Tepat Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Tambang dan Energi Ferdy Hasiman menilai langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerap konsentrat tembaga dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebagai keputusan tepat.

        “Nah sekarang kan Pak Bahlil mendorong mereka untuk beli konsentrasi Amman Mineral kan. Artinya itu langkah bagus,” kata Ferdy saat dihubungi Warta Ekonomi, Minggu (16/11/2025).

        Sebagaimana diketahui, smelter PTFI di Gresik tidak dapat beroperasi penuh akibat turunnya suplai dari hulu tambang Grasberg, Papua, setelah insiden longsor pada September lalu.

        Baca Juga: Bahlil Lempar Sinyal Big Gossan dan DMLZ Freeport Akan Segera Aktif, Grasberg Masih Ditutup

        Sementara itu, produksi AMNT tetap berjalan, namun smelternya berada dalam kondisi kahar atau tidak beroperasi karena kerusakan yang tidak dapat dihindari.

        “Kalau memang smelternya (PTFI) di Manyar dan Smelting itu belum sepenuhnya mendapat pasokan dari ini ya (Grasberg), maksudnya udah beli aja. Karena Amman kan baru dapat relaksasi ini, relaksasi ekspor kan,” tambah Ferdy.

        Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memang mendorong PTFI untuk menyerap konsentrat tembaga dari AMNT. Namun ia menegaskan bahwa keputusan final sepenuhnya berada di tangan kedua perusahaan.

        “Pak Tony (Dirut PT FI) kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian. Artinya itu persoalan B2B,” ujarnya di KESDM, dikutip Minggu (16/11/2025).

        Baca Juga: Freeport Siap Aktifkan Tambang Non-Terdampak, Grasberg Masih Ditangguhkan

        Ia menegaskan dorongan tersebut bukan perintah, melainkan usulan agar produk turunan tetap bisa diproses oleh Amman meskipun telah mendapatkan izin ekspor. “Artinya itu persoalan B to B. Pemerintah itu hanya regulator, urusan B to B-nya,” ungkap Bahlil.

        Bahlil juga menjelaskan alasan pemerintah kembali memberikan perpanjangan izin ekspor kepada Amman. Menurutnya, perusahaan tambang di Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu tengah berada dalam kondisi kahar terkait pembangunan smelter. Kendati demikian, ia tidak merinci kondisi kahar yang dimaksud.

        “Dalam peraturan menteri itu mengatakan bahwa perusahaan yang membangun smelter boleh melakukan ekspor selama dalam keadaan kahar. Satu, Amman itu melakukan sebelum terjadinya kecelakaan di Freeport,” jelas Bahlil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: