Kredit Foto: Reuters
CEO DWS Stefan Hoops mengatakan bahwa Lonjakan nilai saham kecerdasan buatan (AI) dinilai menimbulkan risiko bagi pasar global yang belum pernah dihadapi sebelumnya dalam sejarah.
Dilansir dari Reuters, Senin (17/11), Hoops mengatakan ledakan saham akal imitasi saat ini kerap disamakan dengan dotcom boom, namun menurutnya situasi berbeda karena kenaikan terbaru didorong terutama oleh investor ritel dan perilaku mereka belum teruji dalam kondisi pasar menurun.
Baca Juga: Masuk Radar UMA, 3 Saham Emiten Ini Kompak Melemah
Kelompok saham teknologi raksasa mencatat lonjakan harga signifikan tahun ini, dipimpin oleh saham seperti Nvidia dan Meta. Hal itu memicu kekhawatiran mengenai besarnya eksposur pasar pada sedikit nama.
DWS kini menilai kemungkinan gelembung tersebut pecah lebih cepat dari perkiraan, mengingat banyak investor ritel yang mengantongi keuntungan besar dapat dengan cepat melepas saham apabila sentimen berubah.
Hoops menambahkan bahwa tidak seperti institusi yang mengamati valuasi melalui metrik standar, investor ritel sering kali tidak melakukannya dan justru cenderung buy the dip. Bagaimana perilaku mereka saat terjadi penurunan berkepanjangan masih belum diketahui.
“Tidak ada playbook, tidak ada sejarah nyata untuk situasi seperti ini,” kata Hoops.
Ia menyebut kekayaan yang tercipta bagi investor ritel dari saham Akal imitasi sangat luar biasa.
“Nilai saham Nvidia kini mencapai US$5 triliun. Pertanyaannya, bisakah itu naik menjadi US$100 triliun? Atau apakah akan ada titik di mana orang berkata, ‘Ini mulai goyah?’” tambahnya.
Baca Juga: Borong Saham Habco Trans (HATM), Investor Ini Rogoh Kocek Rp12,4 Miliar
Meski DWS meyakini AI akan mentransformasi berbagai industri, Hoops mengatakan valuasi tinggi saat ini membutuhkan lebih banyak bukti manfaat nyata di luar sekadar efisiensi untuk dapat dipertahankan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: