Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Mandiri Sekuritas menargetkan akan membawa hingga enam perusahaan untuk melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2026, seiring membaiknya prospek pasar ekuitas yang didukung ekspektasi penurunan suku bunga global dan domestik.
Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, rencana tersebut didorong oleh proyeksi pelonggaran kebijakan moneter yang berpotensi meningkatkan likuiditas pasar dan memperbaiki valuasi saham. Menurut dia, kondisi tersebut menciptakan momentum yang lebih kondusif bagi perusahaan untuk masuk ke bursa.
“Saya yakin tahun depan, (IPO) seharusnya menarik untuk pasar ekuitas, karena ekspektasinya suku bunga akan turun lagi,” ujar Oki kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/12/2025).
Baca Juga: Mandek Dua Tahun, Prospek IPO BUMN Muncul Lagi dari Danantara
Oki menjelaskan, kandidat emiten yang disiapkan Mandiri Sekuritas berasal dari berbagai sektor, termasuk sumber daya alam. Ia menyebut sebagian perusahaan memiliki skala besar dan berpotensi masuk kategori lighthouse company, yakni emiten dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan porsi saham publik sekurang-kurangnya 15%.
“Lebih dari lighthouse mestinya. Ada yang lebih dari lighthouse,” kata Oki.
Meski menargetkan hingga enam IPO, Oki menyatakan Mandiri Sekuritas belum berencana membawa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke bursa dalam waktu dekat. Ia juga belum merinci nama maupun sektor spesifik emiten yang disiapkan, seraya menyebut sebagian proses persiapan baru akan dimulai pada awal 2026.
“Tahun depan ada. Ada beberapa yang kita lagi coba jalani, tapi mungkin baru mulai awal tahun,” ujarnya.
Dari sisi eksternal, Mandiri Sekuritas menilai kebijakan moneter global menjadi faktor penopang utama rencana IPO tersebut. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, tercatat telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Desember 2025. Sepanjang tahun berjalan, The Fed telah memangkas suku bunga tiga kali berturut-turut hingga berada pada kisaran 3,50%–3,75%.
Baca Juga: Antrean IPO di BEI Masih Padat Jelang Akhir Tahun
Mandiri Sekuritas memperkirakan masih terdapat ruang dua kali penurunan suku bunga lanjutan pada 2026 seiring meredanya tekanan inflasi global. Penurunan suku bunga tersebut dinilai berpotensi mengalihkan preferensi investor dari instrumen berpendapatan tetap ke pasar saham, termasuk saham-saham IPO.
Oki menyampaikan, secara historis tren penurunan suku bunga berkorelasi dengan penguatan pasar ekuitas. Saat imbal hasil obligasi menurun, valuasi saham cenderung mengalami penyesuaian ulang (re-rating), sehingga memberikan ruang bagi perusahaan untuk masuk ke bursa dengan valuasi yang lebih kompetitif.
“Kalau suku bunga turun, yield obligasi ikut turun. Equity market seharusnya naik, apalagi valuasi saat ini masih relatif murah. Kalau suku bunga turun, valuasi bisa di-re-rate dan menjadi lebih tinggi,” ujarnya.
Dari sisi domestik, Mandiri Sekuritas melihat peluang Bank Indonesia untuk mengambil langkah kebijakan yang sejalan dengan arah global, dengan tetap memperhatikan stabilitas makroekonomi nasional. Sinkronisasi kebijakan tersebut diperkirakan akan memperkuat sentimen pasar modal dan mendukung rencana pencatatan saham perdana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: