WE Online, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggencarkan pelestarian produksi ikan-ikan lokal yang ada di seluruh kawasan perairan di Indonesia dalam rangka mendukung produksi perikanan dari perairan umum.
"Setiap daerah mempunyai ikan lokal yang harus dikembangkan dan dilestarikan," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, Rabu (9/3/2016).
Dia mencontohkan, di Kalimantan terdapat ikan lokal seperti Papuyu dan Haruan yang harus didorong pengembangannya. Dengan adanya penguasaan terhadap teknologi pembenihan ikan lokal, lanjutnya, maka hal tersebut akan membantu melakukan "restocking" berbagai jenis ikan lokal guna meningkatkan populasinya di alam.
Ke depannya, ia menginginkan agar masyarakat dapat memanfaatkan ikan-ikan lokal sebagai sumber protein yang mudah didapat serta sebagai wujud dalam mengembangkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyambut dibukanya bisnis "cold storage" 100 persen bagi asing karena dapat memacu investor lokal untuk ikut berkontribusi positif dalam sektor tersebut.
Menurut Susi Pudjiastuti di Jakarta, Jumat (12/2/2016), dengan dibukanya investasi asing hingga 100 persen akan tercipta transfer teknologi dan pasar untuk memajukan sektor perikanan. "Mereka (asing) bawa teknologi demi kebaikan nelayan Indonesia, juga memacu industri lokal," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan meminta investor lokal untuk ikut dalam bisnis di sektor hilir perikanan tersebut. "Jangan sampai kalah cepat (dengan investor asing)," katanya.
Susi mengatakan pihaknya akan membagi wilayah pembangunan "cold storage" itu ke seluruh Indonesia. Hal itu bertujuan agar harga produk perikanan tidak lantas menjadi mahal karena penyimpanannya yang terpusat di wilayah Jawa.
"Kami akan bagi 'cold storage' ke utara, timur, selatan biar tidak terkonsentrasi di Jakarta atau Semarang. Kami akan buka cabang ke seluruh Indonesia," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo