Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Total Volume Ekspor Karet Sumut Tumbuh 0,26 Persen

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Medan - Pada Januari hingga Februari 2016 total volume ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) mencapai 71.347,68 ton atau tumbuh 0,26% dari periode yang sama tahun lalu, yakni 71.166,03 ton.

        Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah merinci bahwa pada Januari 2016 volume ekspor mencapai 33.209,3 ton dan pada Februari 2016 sebesar 38.138,38 ton. Adapun, pada Januari 2015 volume ekspor 34.725,4 ton dan Februari 2016 sebesar 36.440,63 ton.

        "Memang hanya meningkat tipis. Pada Maret 2016 kami perkirakan pernurunannya akan mencapai 10% dari Maret 2015 karena mulai berlaku pembatasan ekspor," kata Edy di Medan, Rabu (16/3/2016).

        Lebih lanjut, Edy menuturkan total produksi karet Sumut pada Januari-Februari 2016 mencapai 74.641,53 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 73.580,86 ton. Adapun, dari total produksi penyerapan karet lokal mencapai 3.293,84 ton atau tumbuh dari 2.414,82 ton.

        Terkait dengan pembatasan ekspor karet yang dilakukan oleh tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, Edy menjelaskan sudah cukup berhasil untuk menahan harga karet.

        "Setelah berjalan selama dua minggu, paling tidak bisa menahan harga supaya tidak jatuh. Selisihnya dari sebelum pembatasan harga itu 16 sen dolar AS. Kami belum bisa memprediksi dampaknya terhadap harga seperti apa. Banyak faktor yang mempengaruhi," ujarnya.

        Adapun, Edy juga menyambut baik langkah Vietnam yang ikut membatasi volume ekspor pada pekan lalu. Vietnam saat ini masih menunggu persetujuan untuk memotong volume ekspor 15%. Pada tahun lalu tercatat Thailand mengekspor karet 3,8 juta ton; Indonesia 3,7 juta ton; Vietnam satu juta; ton dan Malaysia 400.000 ton. Keempat negara ini berkontribusi 70% terhadap ekspor karet dunia.

        "Vietnam ikut karena mereka pasti mendapatkan dampak besar terhadap penurunan harga karet dunia. Langkah mereka turut membantu tiga negara lainnya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: