PT DBS Indonesia, jaringan bisnis dari DBS Group Holding, Singapura mulai mengeluarkan kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun ini, namun perusahaan melihat bisnis konsumer tersebut baru akan prospektif pada 2017.
"Walaupun sudah keluar tahun ini, tapi kita masih sangat kecil, baru bisa diandalkan pada tahun depan, dengan basis yang kecil, kita juga lebih besar untuk salurkan pembiayaan," kata Direktur Grup Perbankan Konsumer DBS Indonesia Wawan Salum di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Wawan masih enggan sesumbar mengenai bisnis KPR ini. Namun, pangsa pasar yang diincar adalah pasar menengah atas dengan rentang harga rumah Rp300 juta hingga Rp20 miliar.
"Salah satu pasar kita juga adalah 'secondary market' (pasar rumah bukan baru)," ujar dia yang enggan membeberkan target bisnis KPR yang sudah dibidik DBS.
Pertimbangan DBS melirik bisnis KPR adalah pertumbuhannya yang terus berlanjut, meskipun kondisi ekonomi domestik tengah lesu, seperti yang terjadi di akhir 2015. Maklum, kata Wawan, Indonesia adala pasar prioritas DBS Grup, selain Tiongkok dan India.
"Apalagi juga ada relaksasi dengan pelonggaran LTV (rasio pinjaman kredit terhadap nilai agunan) dari Bank Indonesia, itu sangat kita sambut," ujar dia.
KPR diperkirakan akan menjadi lini andalan di bisnis konsumer DBS. Saat ini, bisnis konsumer DBS disumbang dari pengelolaan dana nasabah kaya (wealth management) sebesar 46 persen, Kredit Tanpa Agunan (KTA) 31 persen, dan bagi pendapatan dengan segmen korporasi dari Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 23 persen.
DBS ingin mempertahankan sumbangan bisnis konsumer sebesar 30 persen ke pendapatan perusahaan. Pertumbuhan bisnis konsumer DBS sendiri ditargetkan 38 persen pada tahun ini. Adapaun, DBS memasang pertumbuhan saluran kredit perusahaan sebesar 12 persen pada tahun ini. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement