Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Darya-Varia Targetkan Pendapatan Naik 18%

Darya-Varia Targetkan Pendapatan Naik 18% Kredit Foto: Dok. Darya Varia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan farmasi, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (Darya-Varia) membidik pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar 18%. Hingga semester pertama tahun ini perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan 14%.

Legal & Corporate Affairs Director Corporate Secretary PT Darya-Varia Frida O. Chalid menegaskan bahwa target itu realistis karena sama dengan tahun lalu. ?Sudah sampai 14% saja sudah cukup bagus, mengingat pertumbuhan 2014 - 2015 sudah cukup tinggi,? Katanya di Jakarta, kemarin.

Dengan target pertumbuhan 18%, perseroan mengincar nominal pendapatan Rp 1,54 triliun, atau naik 18% dari tahun 2015 yang sebesar Rp 1,3 triliun. Perseroan juga menargetkan laba Rp.133,34 miliar atau tumbuh 28%

Berbagai strategi pun dilakukan dengan?menggeber penjualan di divisi?Consumer Health.?Dua merek andalannya, yaitu Nature-E dan Enervon dipersiapkan untuk meningkatkan?market share?sekaligus penjualan lewat serangkaian produk baru. Apalagi, kedua merek itu menjadi pemimpin pasar di kategorinya. Seperti Natur-E yang menguasai 60% produk vitamin C kapsul di Indonesia.

?Pertumbuhan penjualan?consumer health?19% sampai dengan saat ini dibandingkan tahun lalu. Mayoritas disokong drai penjualan Natur-E dan Enervon,? terang Farida.

Ia menerangkan, divisi?consumer health?berkontribusi 45% dari pendapatan Darya-Varia. Sisanya, berasal dari divisi?Prescription?atau obat etikal. Hal lain yang dilakukan Darya-Varia adalah dengan menggali cuan di bisnis?toll manufacturing.?

Hingga semester pertama tahun ini, penjualan?toll manufacturing?telah tembus Rp 19 miliar. Naik dari semester pertama tahun lalu yang sebesar Rp 10 miliar. ?Kontribusi?toll manufacturing?terhadap keseluruhan bisnis Darya-Varia hanya 9%. Kami hanya menawarkan fasilitas produksi yang tidak kami gunakan oleh produk sendiri,? paparnya.

Farida berharap, kontribusi?toll-manufacturing?dapat mencapai 12% sampai akhir tahun 2016. Meski tak membeberkan nama perusahaan, Farida bilang, sudah ada satu perusahaan farmasi multinasional yang menjadi kliennya.

?Menjual produk sendiri jauh lebih untung karena ada margin. Sedangkan melakukan?toll-manufacturinghanya menjual sesuai Harga Pokok Penjualan atau?Cost of Good?Sold,? ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: