Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan-perusahaan yang memiliki portofolio kredit diatas Rp1 triliun dapat segera melakukan initial public offering (IPO). Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad telah sepakat dengan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI ) Tito Sulisto untuk mendorong hal tersebut.
?Kita Mapping (petakan) nasabah yang merupakan debitur besar-besar (Rp1 triliun) jumlah sampai ribuan,? ujar Muliaman saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin(7/11/2016).
Ia menjelaskan, setelah didata perusahaan segmen menengah besar itu akan ditawarkan untuk IPO. Selanjutnya perusahaan tersebut akan mendapat edukasi manfaat dan bagaimana menjadi perusahaan terbuka dan kepada kalangan perbankan.
?Memang tidak ada himbauan hanya edukasi saja dan ditawarkan opsi pengalanggan dana melalui IPO,? paparnya.
Adapun untuk menarik minat perusahaan, Muliaman meminta BEI untuk melakukan penyederhanaan proses IPO.? Ini menjadi pekerjaan rumah bagi BEI dan OJK agar jangan nyilemet,? harap dia.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan secara prinsip OJK telah setuju, bahkan dari pembicaraan awal, OJK berencana akan mengeluarkan surat himbauan kepada perbankan nasional? agar mendorong debitur diatas Rp1 triliun sebaiknya dalam menggalang dana melalui IPO.
?Kan nggak salah , kalau mereka IPO sebab secara administrasi mereka sudah rapi dah legalnya juga sudah lengkap,? tutur Tito.
Dia menilai potensi jumlah perusahaan atau debitur Rp1 triliun sangat besar yakni mencapai 100 perusahaan. Untuk diketahui langkah tersebut merupakan upaya BEI untuk mencapai target 35 emiten baru ditahun 2017.
"Dari satu penelitian ada lebih 100 perusahaan yang? merupakan debitur dengan nilai lebih dari Rp1 triliun,? ungkap Tito.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Advertisement