Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan Iklan Lesu, Raksasa Media News Corp Merugi

Pendapatan Iklan Lesu, Raksasa Media News Corp Merugi Vice President Director PT Panasonic Gobel Indonesia Tadaharu Taguchi, President Director Hiroyoshi Suga, Product Manager Audio Visual Erwin Lim dan Marketing Director Yasunori Takase memperlihatkan produk baru katagori TV dan audio di Jakarta, Jumat (9/9). Guna merebut market share di Indonesia Panasonic Gobel Indonesia secara terus menerus mengeluarkan produk dengan inovasi baru seperti TV Viera 4K PRO dengan HEXA CHROMA DRIVE ukuran 58 dan 65 inchi serta Panasonic Audio Max Series dan UA7. (Sufri Yuliardi) | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kerajaan bisnis media News Corp milik Rupert Murdoch melaporkan kerugian dalam tiga bulan terakhir di tahun 2016 akibat pendapatan?iklan media cetak yang menurun.

News Corp membukukan kerugian sebesar US$219 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya ketika meraup keuntungan sebesar US$106 juta. Namun, pertumbuhan permintaan untuk "jurnalisme yang akurat dan tepat waktu" membantu meningkatkan jumlah pelanggan di beberapa outlet surat kabar.

Pemilik Wall Street Journal dan penerbitan buku terkemuka HarperCollins tersebut menghasilkan lebih dari setengah pendapatannya dari luar Amerika Serikat.

CEO Robert Thomson mengatakan The Wall Street Journal kini memiliki lebih dari 2,1 juta pelanggan berbayar dan untuk pertama kalinya lebih dari 50 persen dari jumlah tersebut berlangganan versi digital.

"Audiens kini mendambakan integritas, itulah sebabnya mengapa begitu banyak mastheads kami yang melaporkan pertumbuhan pembaca dan pelanggan yang kuat di kuartal ini," kata Thomson seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (12/2/2017).

Kelompok ini melaporkan kinerja yang kuat di bisnis penerbitan buku HarperCollins dan divisi digital estate agency.

"Segmen ini mencatat kinerja yang sangat kuat di kuartal lainnya dengan kenaikan pendapatan sebesar 16 persen dari tahun ke tahun, margin meningkat dan keuntungan dari audiens yang kuat," tambahnya.

Thomson mengatakan penurunan nilai bisnis media cetak terkait dengan aset tetap di bisnis surat kabar Australia telah memukul pendapatan di kuartal tersebut bersamaan dengan beban non-kas yang berhubungan dengan jaringan TV berbayar Foxtel.

Murdoch adalah taipan media yang memainkan peran menonjol di banyak negara, terutama di AS, Australia, dan Inggris, dalam sepak terjangnya sebagai raja media di dunia.

Lewat News Corp, Murdoch membangun semua lini industri pers, mulai dari surat kabar, televisi kabel, radio, tabloid, video atau film, percetakan, hingga penerbitan buku. Ia juga memiliki Twentieth Century Fox, dan bersama studio televisi lainnya, memproduksi dan mendistribusikan sejumlah program televisi paling populer di dunia.

News Corp memiliki sejumlah jaringan televisi antara lain Fox Sport, Fox Broadcasting Company, Fox Television Stations, dan Fox Sport Australia. Grup Fox Television Stations sendiri memiliki 27 stasiun. Di lini televisi berlangganan, News Corp memiliki saham di empat perusahaan, yakni British Sky Broadcasting (BSkyB), Foxtel, Sky Deutschland, dan Sky Italia.

Bisnis News Corp di bidang penerbitan juga berkembang paling pesat dan merambah ke hampir 150 negara. Di Australia, News Corp melalui perusahaan bernama News Ltd mengelola surat kabar dan tabloid di hampir semua kota besar.

Harian The New York Post dan Community Newspaper Group di AS, The Wall Street Journal, serta banyak penerbitan di AS, Eropa, dan Asia adalah bagian dari kerajaan media Murdoch. Selain itu layanan informasi bisnis Dow Jones Newswire , dan penerbit buku terkemuka HarperCollins, adalah juga milik Murdoch.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: