Provinsi DKI Jakarta mengalami inflasi pada Maret 2017 sebesar 0,05% atau lebih rendah bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,33%. Kondisi itu membuat laju inflasi tahun 2017 mencapai 1,37% dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 3,43%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Syech Suhaimi mengatakan dari tujuh kelompok pengeluaran yang diteliti, tiga terbesar yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,39%; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,23%; dan kelompok sandang 0,08 %. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi tertinggi 0,34%.
Berdasarkan 461 komoditi yang didata, yang memberikan sumbangan inflasi di atas 0,02% di antaranya komoditi tarif listrik (0,0219 %); dan kontrak rumah (0,0208%). Sementara komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi di bawah 0,02%.
Sementara itu, dari 82 kota yang diteliti 33 kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Merauke 1,24% dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Tembilahan dan Kota Banjarmasin 0,01%.
?Kota Jakarta menempati urutan 25 dari seluruh kota yang mengalami inflasi,? kata dia di Jakarta, Senin (3/4/2017). Namun lanjutnya, jika dibandingkan dengan inflasi daerah satelit yang berada di sekitar DKI Jakarta seperti Kota Bogor (0,09%), Kota Depok (0,05%), Kota Tangerang (-0,03%), dan Kota Bekasi (0,23%), inflasi DKI Jakarta berada di posisi ke-3 setelah Kota Bogor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement